Selasa, 19 Juli 2011

SEJARAH PERDANGAN UANG ( MONEY CHANGER)



SARAH PEDAGANG UANG (MONEY CHANGER)

Para ekonom senantiasa membohongi publik bahwa resesi dan depresi adalah
bagian alami dari siklus bisnis. Namun kenyataan yang sebenarnya tidaklah
seperti itu. Resesi dan depresi selalu terjadi bila Bank Sentral
memanipulasi jumlah uang beredar, yang tujuan akhirnya adalah memastikan
semakin banyak kekayaan yang ditransfer dari masyarakat ke tangan mereka.

Bank Sentral sendiri merupakan metamorfasa dari pedagang uang di zaman
dahulu…

48 S.M. : Julius Caesar mengambil kembali hak untuk untuk membuat koin emas
dari tangan pedagang uang di zamannya untuk kepentingan masyarakat. Dengan
suplai uang baru yang berlimpah, dia memulai banyak proyek konstruksi dan
pekerjaan umum. Dengan jumlah uang yang banyak, Caesar memenangkan hati dari
rakyatnya.

Tetapi para pedagang uang membencinya dan karena itu Caesar dibunuh. Setelah
kematian Caesar, suplai uang berkurang, pajak naik, demikian juga korupsi.

Pada akhirnya suplai uang di Roma berkurang sampai 90%, yang menyebabkan
rakyat jelata kehilangan tanah dan rumahnya.

30 : Yesus Kristus untuk pertama kalinya menggunakan kekerasan untuk
mengusir para pedagang uang keluar dari bait Allah.

Ketika orang Yahudi membayar pajak Ibadah di Yerusalem, mereka harus
membayar dengan koin khusus, setengah shekel (setengah ounce perak murni)
Koin jenis itu adalah satu-satunya koin perak murni tanpa gambar Raja,
karenanya bagi Yahudi itu adalah satu-satunya koin yang bisa diterima oleh
Tuhan.

Sayangnya koin ini jumlahnya tidak banyak, para pedagang uang mengumpulkan
hampir semuanya, dan harga dari koin ini menjadi sangat mahal karenanya.
Mereka memaksa orang-orang Yahudi untuk membayar mahal koin ini dan
mendapatkan keuntungan yang besar.

Yesus mengusir para pedagang uang ini karena tindakan monopoli mereka yang
merusak kesucian rumah Allah. Beberapa hari kemudian, Yesus disalib.

1024 : Para pedagang uang memegang kendali suplai uang di Inggris dan secara
umum disebut sebagai tukang emas. Uang kertas mulai diedarkan dalam bentuk
kwitansi deposit emas dari masyarakat kepada para tukang emas karena
kebanyakan orang menyimpan emas mereka kepada tukang emas. Kertas-kertas
kwitansi ini pun mulai diperdagangkan dan digunakan dalam perdagangan
sehari-hari karena lebih nyaman dan mudah dibawa daripada koin emas dan
perak.

Lama kelamaan para tukang emas ini memperhatikan bahwa hanya sebagian kecil
dari para deposannya yang akan datang mengambil kembali emas mereka, dan
mereka mulai mengambil keuntungan dari sistem ini. Mereka mengedarkan lebih
banyak kwitansi daripada emas yang sebenarnya mereka miliki dan tidak ada
orang yang benar-benar menyadari tindakannya. Para tukang emas meminjamkan
emas dalam bentuk kwitansi melebihi emas yang sebenarnya mereka miliki dan
menagih bunga atas pinjamannya kepada orang-orang.

Ini adalah awal lahirnya sistem yang kita sebut sebagai Fractional Reserve
Banking, sistem di mana para tukang emas bisa meminjamkan lebih banyak uang
daripada yang sebenarnya mereka miliki. Perlahan-lahan kepercayaan diri
mereka terus bertambah dan akhirnya mereka bahkan bisa meminjamkan 10 kali
lipat uang (emas) yang mereka miliki di deposit.

Para tukang emas ini juga menemukan bahwa dengan mengendalikan suplai uang
di sebuah masyarakat, mereka bisa menciptakan siklus ekonomi dengan
mempermudah dan mempersulit pinjaman secara berkala.

Caranya adalah pada suatu ketika mempermudah pinjaman kepada orang-orang,
menyebabkan jumlah uang beredar bertambah di masyarakat, kemudian berpindah
ke mempersulit ataupun menghentikan pinjaman kepada orang-orang, mengambil
kembali suplai uang yang beredar dan menyebabkan sebagian orang kesulitan
membayar.

Mengapa mereka melakukan ini? Sederhana saja, akibat dari siklus ini adalah
akan ada sebagian orang yang tidak sanggup membayar. Karena tidak bisa
mendapatkan pinjaman baru, orang-orang yang tidak sanggup membayar ini akan
menyatakan bangkrut dan dipaksa menjual aset-aset mereka kepada para tukang
emas dengan harga murah.

Sampai saat ini pun kita mengalami siklus ini. Siklus boom and bust, resesi,
depresi, ini hanya kata-kata untuk membodohi dan menutupi penipuan kejahatan
dari para pedagang uang.

1100 : Raja Henry I menggantikan Raja William II menjadi raja Inggris. Dia
mengambil kembali dari para pedagang uang hak untuk mendistribusikan uang di
masyarakat. Uang yang dia gunakan adalah dalam bentuk yang sama sekali
berbeda, sebatang kayu! Nama uang ini adalah talley stick, yang kemudian
merupakan salah satu uang yang bertahan paling lama, 726 tahun sampai tahun
1826 (sekalipun bentuk uang lain juga muncul bersamaan di antara masa itu).

1225 : St. Thomas Aguinas lahir, dan pada zaman itu Dia memimpin Gereja
Katolik untuk melarang pengenaan bunga (riba) atas uang.

Konsep ini adalah mengikuti ajaran Aristoteles bahwa tujuan dari uang adalah
untuk melayani anggota masyarakat dan memfasilitasi perdagangan barang.
Pengenaan bunga atas uang akan melenceng dari tujuan tersebut karena bunga
menciptakan beban tambahan terhadap penggunaan uang.

Oleh karena itu, ajaran Gereja di abad pertengahan Eropa melarang pengenaan
bunga atas pinjaman uang.

1509 : Raja Henry VIII menggantikan Raja Henry VII menjadi raja Inggris.
Pada masa itu dia memperlonggar aturan pengenaan bunga atas pinjaman uang.
Para pedagang uang tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dan segera
mengekspansi bisnis perdagangan uang mereka. Pada masa ini juga Gereja
Inggris memisahkan diri dari Gereja Katolik Roma, yang masih tetap melarang
pengenaan bunga atas pinjaman uang.

1553 : Ratu Mary I menggantikan Putri Jane Grey menjadi Ratu Inggris. Pada
masa ini, Ratu memperketat kembali aturan bunga pinjaman uang. Para pedagang
uang yang marah segera membalas dengan cara memperketat suplai uang dengan
menahan emas dan perak mereka dan menyebabkan ekonomi Inggris lumpuh.

1558 : Ratu Elizabeth I naik tahta, dan memutuskan bahwa untuk mengendalikan
suplai uang dia harus mengedarkan koin emas dan perak sendiri, dan berhasil
mengambil kendali suplai uang dari para pedagang uang.

1609 : Para pedagang uang di Belanda mendirikan Bank Sentral pertama dalam
sejarah di Amsterdam.

1642 : Pedagang uang membiayai Oliver Cromwell untuk melancarkan revolusi di
Inggris, supaya mereka bisa memegang kendali atas suplai uang kembali. Dalam
perang yang penuh darah, Cromwell akhirnya menggulingkan Raja Charles I dan
memberikan hukuman mati kepadanya tahun 1649.

Para pedagang uang segera mengkonsolidasikan kembali kekuatan mereka dan
selama beberapa dekade berikut memprakarsai berbagai perang dengan biaya
yang sangat tinggi untuk kerajaan Inggris. Mereka juga mengambil kepemilikan
atas sebidang properti di tengah kota London yang saat ini dikenal dengan
nama City of London.

1688 : Para pedagang uang di Inggris bekerja sama dengan rekan mereka yang
lebih sukses di Belanda, melancarkan sebuah invasi ke Inggris. Dipimpin oleh
William of Orange, mereka merebut tahta kerajaan Inggris. William of Orange
kemudian menjadi raja Inggris dengan sebutan Raja William III tahun 1689.

1694 : Selama 50 tahun yang penuh dengan peperangan, pemerintah Inggris
akhirnya kesulitan dalam pembiayaan dan harus meminjam kepada para pedagang
uang. Para pedagang uang bersedia meminjamkan uang mereka dengan syarat
mereka akan diberikan hak untuk mendirikan sebuah bank swasta dengan hak
menciptakan kredit.

Nama dari bank ini adalah Bank of England, yang dinamai demikian dengan
tujuan satu-satunya adalah untuk membohongi publik bahwa seolah-olah itu
adalah milik pemerintah.

Modal awal yang seharusnya disetor untuk mendirikan bank ini adalah 1,25
juta pound dalam bentuk koin emas, nyamun kenyataannya hanya 750 ribu pound
yang benar-benar disetor oleh para pedagang uang ini. Namun hal ini tidak
menghalangi mereka untuk segera memulai pinjaman kepada kerajaan Inggris
dengan mengenakan bunga atas setiap sen yang mereka pinjamkan.

Salah satu Direkturnya pernah mengatakan, “Bank ini mendapatkan keuntungan
dari uang-uang yang dia ciptakan tanpa modal, dan semua pinjamannya harus
dijamin dengan pajak yang harus dibayar oleh rakyat Inggris.”

Tak lama kemudian, Bank of England segera menyerang talley stick, bentuk
uang lain yang masih beredar pada masa itu.

1698 : Selama empat tahun pertama Bank of England, rencana mereka untuk
mengendalikan suplai uang berkembang dengan pesat. Hutang awal yang
sebelumnya cuma 1,25 juta pound sekarang sudah bertambah menjadi 16 juta
pound! Ini adalah peningkatan sebesar 1280% hanya dalam 4 tahun.

Mengapa mereka melakukan ini? Sederhana, sebagai contoh bila uang yang
beredar di sebuah negara adalah 5 juta pound, dan Bank Sentral kemudian
menerbitkan 15 juta pound baru dan mengedarkannya di masyarakat dalam bentuk
pinjaman, maka ini akan melemahkan nilai dari 5 juta pound yang sebelumnya
ada. 5 juta pound itu sekarang hanyalah 25% dari perekonomian. Dengan
demikian bank mengontrol 75% dari sirkulasi uang di negara tersebut. Ini
adalah tahap I dari skema kerja mereka.

Hal ini sekaligus menciptakan inflasi yang merupakan pengurangan nilai uang
yang dimiliki setiap orang karena masyarakat tersebut dibanjiri dengan uang
baru dari Bank Sentral. Karena nilai uangnya bertambah kecil, maka
orang-orang mulai pergi ke bank untuk mengajukan pinjaman modal untuk
menjalankan usaha dan lain-lain. Saat Bank Sentral merasa cukup puas dengan
tingkat hutang dari masyarakat tersebut, mereka akan mulai mengetatkan
suplai uang dengan mempersulit pinjaman. Ini adalah tahap II dari skema
kerja mereka.

Tahap III, duduk manis dan menunggu sebagian debitur gagal bayar / bangkrut,
ini akan memberikan kesempatan kepada bank untuk menyita kekayaan riil,
bisnis, properti dll, dengan membayar harga murah kepada pemilik sebelumnya.
Inflasi tidak pernah memberikan efek jelek terhadap bank, mereka adalah
satu-satunya grup yang mendapatkan manfaat darinya, sebab bila mereka
kekurangan uang mereka tinggal mencetak lebih banyak.

1757 : Benjamin Franklin (salah satu pemimpin revolusi Amerika) menuju
Inggris dan menghabiskan 18 tahun berikut di sana sampai menjelang perang
Revolusi.

1760 : Mayer Amschel Bauer mengganti namanya menjadi Mayer Amschel
Rothschild dan mendirikan House of Rothschild. Dia menemukan bahwa
memberikan pinjaman kepada pemerintah jauh lebih menguntungkan daripada
memberikan pinjaman kepada individu, sebab nilai pinjaman kepada pemerintah
lebih besar dan hutangnya dijamin oleh pajak dari rakyat negara yang
bersangkutan. Kemudian dia melatih kelima anaknya seni penciptaan uang ini.

1764 : Benjamin Franklin ditanya oleh Bank of England mengapa koloni mereka,
Amerika, bisa bertambah makmur dan dia menjawab “Gampang saja. Di Amerika
kami menerbitkan uang kami sendiri. Kami menyebutnya Colonial Scrip. Kami
menerbitkannya sesuai dengan proporsi permintaan dari perdagangan dan
industri yang memproduksi semua barang dari produsen ke konsumen. Dengan
mengendalikan mata uang kami sendiri, kami mengendalikan daya beli mata uang
kami, dan kami tidak berhutang kepada siapapun.”

Mendengar penjelasan ini, parlemen Inggris segera mengeluarkan aturan
Currency Act tahun 1764. Mereka melarang koloni mereka untuk mengeluarkan
mata uang sendiri dan semua pajak diharuskan untuk dibayarkan dalam bentuk
koin emas maupun perak.

Dalam autobiografinya, Franklin berkata, “Dalam waktu satu tahun, kondisi
Amerika berbalik dengan sebelumnya, depresi mulai terjadi, dan orang-orang
kehilangan pekerjaan mereka… Negeri koloni ini sebenarnya dengan senang hati
bersedia membayar sedikit pajak atas produksi teh dan lainnya seandainya
uang mereka tidak diambil oleh Inggris”

Hilangnya hak koloni untuk mengeluarkan mata uang mereka sendiri dari tangan
Raja George III dan para bankir internasional inilah yang menyebabkan perang
revolusi.

Kontrol atas sistem keuangan Amerika ini kemudian berganti tangan selama 8
kali sejak 1764.

1775 : Tanggal 19 April, dimulainya perang revolusi di Lexington,
Massachusetts. Saat itu koloni sudah tidak punya koin emas dan perak karena
habis untuk membayar pajak kepada kerajaan Inggris. Akibatnya, pemerintahan
kolonial mencetak uang kertas untuk membiayai perang.

Saat perang dimulai, suplai uang Amerika berjumlah 12 juta dolar. Di akhir
perang, jumlahnya menjadi 500 juta dolar, dan akibatnya mata uang ini
menjadi tak berharga.

1781 : Menjelang akhir dari perang revolusi Amerika, Konggres sudah putus
asa akan persediaan uang. Jadi mereka mengizinkan kepala pengawas finansial,
Robert Morris, untuk membuka sebuah bank swasta, dengan harapan bisa
mengatasi masalah kekurangan uang.

Morris adalah orang kaya yang mendapatkan rezekinya di masa revolusi dengan
berdagang material perang. Bank Sentral pertama di Amerika ini disebut
dengan Bank of North America, yang diizinkan untuk beroperasi selama 4
tahun, yang dioperasikan dengan cara yang serupa dengan Bank of England.
Mereka bisa mempraktekkan fractional reserve banking, menciptakan uang yang
tidak mereka miliki, meminjamkannya kepada orang lain dengan mengenakan
bunga atas pinjamannya.

1785 : Walaupun berjanji untuk mengatasi masalah suplai uang, tetapi
kenyataannya Robert Morris tidak berhasil melakukan apapun selain
menciptakan keuntungan untuk pribadinya, dan hak kartel banknya pun tidak
diperpanjang Konggres.

1791 : Bank Sentral kedua berhasil didirikan atas lobi dari Robert Morris,
Alexander Hamilton, dan Thomas Willing. Nama dari bank ini adalah First Bank
of the United States, yang sebenarnya sama persis dengan Bank of North
America. Mereka mendapatkan kartel selama 20 tahun dan berhak memonopoli
pengadaan uang dari Amerika. 80% dari sahamnya dikuasai oleh swasta dan 20%
lainnya oleh pemerintah. Namun, sama seperti Bank of England maupun Bank of
North America, para pemegang saham swasta ini sebenarnya tidak menyetor
penuh modal mereka, mereka menggunakan uang deposit dari pemerintah untuk
menciptakan kredit bagi mereka sendiri untuk membeli 80% saham mereka.

Pemegang saham swasta di bank ini tidak pernah diumumkan, namun secara umum
dipercayai bahwa Rothschildlah yang ada di baliknya.

Pada tahun 1790, saat Alexander Hamilton sedang mengajukan pendirian bank
ini kepada Konggres, Mayer Amschel Rothschild di Frankfurt, Jerman,
mengatatakan hal ini, “Biarkan saya yang mengontrol uang sebuah negara, maka
saya tidak peduli siapa yang menulis hukum di negara tersebut.”

1796 : Selama 5 tahun sejak pendiriannya, pemerintah Amerika sudah meminjam
8,2 juta dolar dari Bank Sentral ini, dan harga barang-barang sudah melonjak
sebanyak 72%. Saat itu presiden Thomas Jefferson berkata, “Saya berharap
kita bisa mengamandemen konstitusi kita untuk mengambil hak meminjam dari
pemerintahan federal.”

1798 : M.A. Rothschild mengirim anaknya, Nathan, yang saat itu berumur 21
tahun ke Inggris. Dengan modal 20.000 pound, dia mendirikan sebuah bank di
sana.

1800 : Di Perancis, Bank of France didirikan. Tetapi Napoleon memutuskan
untuk tidak berhutang kepada bankir. Dia berkata “Bila pemerintah tergantung
pada para bankir untuk mendapatkan uang, maka bankirlah dan bukan pemerintah
yang sedang memegang kendali. Tangan yang memberi di atas tangan yang
menerima. Uang tidak mengenal nasionalisme, para bankir tidak memiliki
patriotisme, satu-satunya tujuan mereka adalah keuntungan.”

1803 : Presiden Thomas Jefferson bersepakat dengan Napoleon, Amerika akan
memberikan 3 juta dolar emas sebagai ganti atas sisi Barat sungai Missisipi.
Ini dikenal sebagai pembelian Louisiana.

Napoleon menggunakan uang ini untuk membentuk pasukan, dan mulai menaklukkan
Eropa. Bank of England segera bangkit membiayai perang melawan Napoleon dan
mendapatkan keuntungan besar dari perang tersebut. Prussia, Austria, dan
Rusia semuanya terbenam dalam hutang dalam usaha untuk menghentikan
Napoleon.

1807 : Nathan Rothschild menyelundupkan emas dari Perancis menuju Spanyol
untuk membiayai serangan Duke of Wellington terhadap Napoleon.

1811 : Masa 20 tahun kartel First Bank of the United States berakhir. Nathan
Rothschild mengancam “Bila aplikasi kartel ini tidak diperpanjang, Amerika
akan terlibat dalam perang yang mengerikan.”

Presiden keempat Amerika saat itu, James Madison, sangat membenci bankir,
dan bersama dengan Wakil Presiden, George Clinton, mereka berhasil
menghalangi Senat untuk memperpanjang kartel bank.

1812 : Seperti yang dijanjikan Nathan Rothschild, akhirnya Inggris menyerang
Amerika. Namun, karena pada saat yang bersamaan Inggris masih sibuk
berperang melawan Napoleon, sampai perang berakhir tahun 1814, Amerika belum
berhasil dikalahkan.

1814 : Napoleon kalah dan dibuang ke sebuah pulau di Italy, Elba.

1815 : Napoleon berhasi melarikan diri dan kembali ke Perancis. Dia berhasil
mengumpulkan kembali pasukan, tetapi akhirnya kalah kembali dari Duke of
Wellington di perang Waterloo.

Nathan Rothschild mengirim salah satu orang kepercayaannya, Rothworth untuk
memantau perang tersebut. Begitu hasil perang akhir diketahui, Rothworth
segera kembali ke Inggris untuk memberitahu kepada Nathan. Nathan mengetahui
kabar ini 24 jam lebih cepat daripada Wellington sendiri di London.

Nathan segera menuju bursa saham London dan menjual besar-besaran. Para
pedagang yang lain percaya ini adalah pertanda bahwa Napoleonlah yang
memenangkan perang dan mereka pun ikut menjual dalam kepanikan.

Pasar benar-benar goncang, dan semua orang mulai menjual surat hutang
pemerintahan Inggris, tetapi Rothschild diam-diam membeli kembali dalam
jumlah besar saat harga surat hutang itu jatuh beberapa jam kemudian.
Surat-surat hutang ini bisa dikonversikan dengan saham Bank of England,
dengan cara itulah Rothschild mengambil alih Bank of England, dan sejak saat
itu mengendalikan suplai uang di Inggris.

Nathan Rothschild mengatakan bahwa selama 17 tahunnya di Inggris, dia
berhasil melipatgandakan 20.000 pound yang dia bawa sebesar 2500 kali lipat
menjadi 50 juta pound!

Sebagian orang bertanya, mengapa bankir menyukai perang? Sederhana saja,
bankir membiayai kedua belah pihak yang berperang. Perang adalah generator
hutang terbesar dari sebuah negara. Sebuah negara bersedia meminjam
berapapun juga agar bisa memenangkan perang. Hasil akhir sebenarnya sudah
diketahui dari awal. Sang pecundang akan dibiayai secukupnya, dan pihak yang
dibiayai besar-besaran akan memenangkan perang.

Bagaimana bankir memastikan uang mereka bisa kembali? Semua pinjaman
diberikan hanya ketika mereka mendapatkan jaminan pemerintah bahwa hutang
yang mereka berikan akan dibayarkan saat perang dimenangkan.

1816 : Konggres Amerika kembali mengizinkan Bank Sentral swasta didirikan. Kali
ini namanya “Second Bank of the United States.” Bentuk dan pemegang sahamnya
adalah lagi-lagi sama dengan First Bank of the United States.

1826 : Talley stick ditarik dari peredaran uang di Inggris.

1828 : Perekonomian Amerika yang sudah dimanupulasi gila-gilaan oleh Bank
Sentralnya menyebabkan banyak orang bangkit melawan mereka. Anggota Senat
Andrew Jackson menyampaikan kampanye menuju Presiden dengan target utama
membubarkan Bank Sentral.

Jackson memenangkan pemilihan Presiden dan langsung beraksi menyingkirkan
orang-orang suruhan bankir yang menjabat di pemerintahan. Dia memecat 2.000
orang dari total 11.000 pegawai pemerintahan Federal saat itu.

1832 : Walaupun para bankir membiayai lebih dari 3 juta dolar untuk calon
yang mereka sukai, Henry Clay, Jackson tetap terpilih kembali sebagai
Presiden Amerika. Motto kampanyenya “Jackson and No Bank!” Presiden Jackson
dalam pidato kemenangannya mengatakan “Bahaya korupsi ini cuma terhalangi,
belum benar-benar mati.”

1833 : Presidan Jackson menunjuk Roger Taney sebagai Sekretaris Keuangan
Negara, dan menginstruksikannya memulai penarikan deposit pemerintah di
Second Bank of the United States.

Kepala Second Bank of the United States, Nicholas Biddle, menggunakan
pengaruhnya di Senat untuk menolak rencana Roger, dan mengancam memprakarsai
sebuah depresi bila kartel mereka tidak diperpanjang.

Biddle berkata, “Tidak ada hal lain selain penderitaan masif yang bisa
mempengaruhi Konggres... Saya sama sekali tidak ragu, bila tiba saat itu,
mereka akan memperpanjang kartel ini.”

Kemudian Second Bank of the United States memperketat peredaran uang di
Amerika, mereka memanggil kembali pinjaman mereka dan menolak memberikan
pinjaman baru. Kepanikan dan kekacauan finansial pun muncul, dan Amerika
memasuki masa depresi. Apa yang dilakukan Biddle sekali lagi membuktikan
kepada dunia seperti apa Bank Sentral sebenarnya.

Biddle tanpa rasa malu malahan menyalahkan Presiden Jackson, bahwa
Presidenlah yang menyebabkan depresi.

1835 : Konggres memutuskan untuk membatalkan pengambilan deposit negara dari
Second Bank of the United States.

1836 : Kartel Second Bank of the United States tidak diperpanjang. Nicholas
Biddle ditangkap dan dituntut atas tuduhan penipuan.

1838 : Pada tanggal 8 Januari Jackson membayar pembayaran terakhir hutang
pemerintah. (Dia adalah satu-satunya Presiden Amerika yang pernah melunasi
hutang pemerintah dalam sejarah Amerika sampai hari ini)

Seorang pembunuh bayaran, Richard Lawrence mencoba menembak Jackson, namun
tidak berhasil. Di pengadilan dia divonis tidak bersalah atas dalih dia
sudah gila. Setelah bebas, Lawrence terang-terangan mengatakan di publik dia
bekerja untuk sekelompok orang berkuasa di Eropa yang berjanji akan
melindunginya bila dia tertangkap.

Ketika ditanya apa pencapaian terpenting yang pernah dilakukan dalam
hidupnya, Jackson berkata “Penutupan Bank Sentral”

Perlu waktu 75 tahun bagi para keluarga bankir untuk bangkit kembali dan
mendirikan bank sentral berikut, Federal Reserve. Kali ini mereka
menggunakan keturunan langsung mereka sendiri, Jacob Schiff, keturunan dari
Rothschild.

1850 : Jacob (James) Rothschild ditaksir memiliki kekayaan sebesar 600 juta
Franc, lebih banyak 150 juta Franc dari seluruh bankir di Perancis dijadikan
satu.

1852 : Perdana Menteri Inggris, William Gladstone, mengatakan “Sejak saya
bertugas di sini, saya mulai menyadari ternyata pemerintah tidak berkuasa
atas masalah finansial. Mereka memang tidak direncanakan untuk berkuasa,
pekerjaan sebenarnya mereka adalah melindungi dan menutupi “Kekuatan Kaya.”

1861 : Perang Sipil Amerika dimulai. Penyebab perang bukan masalah
perbudakan seperti yang sering dikatakan orang. Negara bagian Utara
berperang dengan Negara bagian Selatan karena sengketa tarif perdagangan
tidak adil yang diterapkan Utara yang memaksa Selatan harus mengimpor barang
dari Eropa dengan harga yang lebih mahal. Eropa pada akhirnya juga
menghentikan impor dari Negara bagian Selatan.

Para bankir melihat kesempatan besar untuk memecah belah dan menaklukkan
Amerika, mereka membiayai Napoleon III Perancis untuk menaklukkan Meksiko di
sebelah Selatan dan pada saat yang sama Inggris menempatkan pasukan mereka
di Kanada (Utara).

Presiden Lincoln, yang menyadari dirinya sedang dalam masalah besar, bersama
dengan Sekretaris Keuangan Salomon Chase, pergi ke New York dan mencoba
mendapatkan pinjaman dari bankir.

Para bankir menawarkan pinjaman dengan bunga antara 24 sampai 36 persen,
Lincoln menolak dan kembali ke Washington. Lincoln kemudian bertanya kepada
salah satu Kolonelnya, Dick Taylor, bagaimana cara membiayai perang ini.
Taylor mengatakan padanya untuk pergi ke Konggres dan keluarkan sebuah
peraturan pemerintah tentang penerbitan mata uang kertas sendiri. Uang
kertas ini adalah mata uang resmi dari negara, dan semua orang diwajibkan
untuk menerimanya sebagai alat tukar.

1862 : Lincoln mulai mencetak 450 juta dolar mata uang baru. Uang ini
menggunakan tinta hijau di sisi belakangnya untuk membedakan diri dari uang
kertas lainnya saat itu, oleh karena itu dolar mulai disebut dengan nama
“Greenbacks” Uang ini tidak dikenai bunga dan dapat digunakan untuk membayar
pasukan dan membeli persediaan barang mereka.

Presiden Lincoln adalah presiden terakhir Amerika yang bisa menerbitkan mata
uang tanpa hutang… Mengenai masalah uang, Lincoln berkata “Pemerintahlah
yang seharusnya mencetak dan mengedarkan uang sesuai dengan kemampuan
belanja dari pemerintah dan daya beli dari masyarakat. Dengan mengadopsi
prinsip ini, rakyat bisa dibebaskan dari bunga pajak yang sangat
memberatkan. Uang akan menjadi pelayan manusia, bukan majikannya.”

Mengenai pernyataan dari Lincoln ini, The Times dari London kemudian
menuliskan sebuah propaganda, yang datang dari para bankir, “Seandainya
kebijakan dari benua Republik Amerika Utara ini benar-benar diterapkan,
pemerintah akan memiliki uang mereka tanpa ongkos. Mereka bisa melunasi
hutang mereka dan menjadi negara bebas tanpa hutang. Mereka akan memiliki
semua uang yang mereka butuhkan untuk menjalankan perdagangan. Mereka akan
menjadi makmur melebihi negara manapun di dunia. Pemerintahan itu harus
dihancurkan atau dia akan menghancurkan semua monarki di muka bumi.”

1863 : Tsar Alexander II Rusia memberikan sebuah bantuan tak terduga kepada
Lincoln. Tsar mengatakan bahwa bila Inggris ataupun Perancis mengintervensi
perang sipil, dan membantu Negara bagian Selatan, Rusia akan menganggap ini
sebagai deklarasi perang. Untuk membuktikan kata-katanya, Rusia mengirimkan
sebagian kapal perangnya menuju San Fransico.

Bantuan ini, tentu saja bukan karena Tsar orang yang baik hati. Tsar melihat
maksud dari para bankir besar, dan diapun telah menolak pendirian bank
sentral di Rusia seperti yang diminta oleh bankir elit Eropa. Dia menyadari
bahwa bila Amerika jatuh ke tangan Inggris atau Perancis, maka mereka akan
berada dalam kendali Bank Sentral lagi. Ekspansi sedemikian besar dari
kekaisaran bankir, cepat atau lambat akan mengancam Rusia.

1865 : Lincoln ditembak seorang pembunuh bayaran.

Hanya ada satu kelompok yang memiliki alasan dan keinginan untuk
menyingkirnya, Bankir Internasional. Mereka sangat khawatir atas ambisi
kredit dari Presiden Amerika tersebut.

Tak lama kemudian, para bankir kembali memperjuangkan pendirian bank
sentral. Mereka juga ingin menghapuskan greenbacks, dan menghidupkan kembali
mata uang standar emas, yang memang mereka miliki. Ini bertentangan dengan
kebijaksanaan Lincoln yang menerbitkan greenbacks, yang dibacking hanya oleh
niat baik dan kredit dari Amerika.

Para bankir ingin mengendalikan semua mata uang dan kredit dari semua negara
di dunia. Dalam waktu 8 tahun sejak kematian Lincoln, mereka berhasil
menerapkan sistem standar emas kembali di Amerika Serikat.

1866 : Para pemilik bank sentral Eropa menginginkan agar bank sentral
Amerika segera didirikan dan mata uang Amerika harus dibacking oleh emas.
Emas adalah komoditi yang tidak tersedia banyak dan oleh karenanya lebih
gampang untuk dimonopoli. Lebih baik dibandingkan dengan perak, yang
tersedia secara berlimpah di Amerika.

Pada 12 April, atas prakarsa bankir elit Eropa, Konggres mengizinkan
Sekretaris Keuangan untuk memperketat suplai uang untuk menarik kembali mata
uang greenbacks.

Akibatnya, suplai uang berkurang drastis:

* 1866 : $1.800.000 dalam peredaran : $50.46 per kapita

* 1867 : $1.300.000 dalam peredaran : $44.00 per kapita

* 1876 : $ 600.000 dalam peredaran : $14.60 per kapita

* 1886 : $ 400.000 dalam peredaran : $ 6.67 per kapita

Dalam waktu 20 tahun sejak 1866, 2/3 suplai uang Amerika ditarik oleh bankir
dan menyebabkan kehilangan daya beli sebesar 760% bagi rakyat Amerika. Uang
sulit didapat karena pinjaman bank ditarik dan pinjaman baru tidak
diberikan.

1872 : Ernest Seyd dikirim ke Amerika oleh Rothschild, pemilik Bank of
England. Dia diberikan $100.000 yang dipakai untuk menyuap sebanyak anggota
Konggres yang dia bisa. Misinya adalah mendemoneterisasi perak, yang
ditemukan secara berlimpah di sisi Barat Amerika dan mengancam keuntungan
Rothschild.

1873 : Ernest Seyd tampaknya menggunakan uangnya dengan “bijak”, Konggres
meluluskan sebuah peraturan baru “Coinage Act,” yang menyebabkan pembuatan
koin perak dihentikan sama sekali.

1874 : Koin emas adalah bentuk mata uang satu-satunya di Amerika.

1876 : Atas manipulasi suplai uang di Amerika, 1/3 angkatan kerja tidak
memiliki pekerjaan dan keresahan sosial mulai timbul. Sebagian orang mulai
menuntut untuk kembali ke Greenbacks ataupun ke uang perak. Hasilnya,
Konggres membentuk “Komisi Perak Amerika Serikat” untuk menginvestigasi
masalah tersebut.

Tampaknya komisi ini mengetahui para bankirlah yang ada di balik masalah
ini. Dalam salah satu laporannya, mereka menulis:

Zaman kegelapan dalam sejarah disebabkan oleh berkurangnya uang dan jatuhnya
harga… Tanpa uang, peradaban tidak bisa dimulai, dan ketika suplai uang
terus berkurang, akhirnya peradaban akan berakhir. Di era awal Kerajaan
Romawi, jumlah uang metal adalah 1.800.000.000,- di akhir abad ke-15 suplai
uang tinggal 200.000.000,- Dalam sejarah kita tidak bisa menemukan masa yang
lebih gelap daripada masa dari Kerajaan Romawi ke Zaman Kegelapan.

Sekalipun mendapatkan laporan dari komisi ini, Konggres tidak bertindak.

1877 : Kerusuhan mulai terjadi dari Pittsburgh sampai Chicago. Para bankir
berkumpul dan memutuskan bahwa mereka akan tetap dengan kebijakan mereka.
Mereka tahu bahwa walaupun keadaan memang kacau, tetapi mereka tetap orang
yang sedang memegang kendali. Dalam rapat Asosiasi Bankir Amerika, mereka
menekankan kepada semua anggotanya untuk menolak semua gagasan untuk kembali
ke Greenbacks.

1878 : Tanggal 28 Febuari Konggres mengesahkan “Sherman Law.” Hukum ini
memperbolehkan pembuatan terbatas koin perak. Namun tidak berarti semua
orang yang membawa perak ke Amerika bisa menjadikannya dolar perak. Uang
Amerika masih tetap dibacking oleh emas paska Ernest Seyd.

Beredarnya uang tambahan dalam perekonomian, yang diikuti oleh mulai
diberikannya pinjaman oleh bankir, karena mereka sudah yakin atas kendali
mereka, mengakhiri masa depresi paska perang sipil.

1881 : Wakil partai Repulik, James Garfiel terpilih sebagai Presiden
Amerika. Bankir tidak menyukainya, dia adalah mantan Ketua Komite Pengawas
dan juga anggota departemen Banking and Currency. Garfield mengetahui dengan
pasti penipuan para bankir terhadap orang Amerika. Pada hari pelantikannya,
dia berkata, “Siapa yang mengendalikan volume uang di sebuah negara adalah
tuan sebenarnya dari industri dan perdagangan… dan ketika Anda sadar bahwa
keseluruhan sistem ini sebenarnya mudah untuk dikendalikan, oleh sekelompok
kecil orang di atas, Anda tak perlu diberitahu lagi dari mana datangnya
periode deflasi dan depresi.”

Tanggal 2 Juli Presiden Garfiels mati ditembak.

1891 : Para bankir menciptakan booming perekonomian selama satu dekade dan
kemudian memprakarsai sebuah masa depresi supaya mereka bisa membeli ribuan
rumah dan lahan pertanian dengan harga beberapa sen per dolar. Mereka juga
menyiapkan sebuah rencana untuk menjatuhkan perekonomian dalam waktu dekat.
Dalam salah satu memo kepada Asosiasi Bankir Amerika, yang ditemukan dalam
catatan Konggres duapuluh tahun kemudian, terbaca :

“Pada tanggal 1 September 1894, kami tidak akan memperpanjang masa pinjaman
kami atas pertimbangan apapun. Pada 1 September, kami akan meminta kembali
uang kami. Kami akan menyita jaminan yang gagal bayar. Kami akan mengambil
alih 2/3 lahan pertanian di sebelah Barat Missisipi, dan ribuan kavling
lainnya di Timur Missisipi, dengan harga yang kami buka… Para petani akan
menjadi penyewa, sama seperti di Inggris…”

1896 : Isu sentral dari pemilihan Presiden kali ini adalah seputar
penerbitan lebih banyak perak sebagai uang. Wakil Partai Demokrat William
Bryan maju sebagai anti standar emas dan menginginkan perak sebagai uang.
Bankir mendukung wakil Partai Republik, William Mckinley yang membela
standar emas. Mckinley menyuruh para manufaktur dan industrialis mengancam
kepada pegawai mereka bahwa bila Bryan yang terpilih, semua pabrik akan
tutup dan tidak akan ada pekerjaan.

Taktik ini berhasil, Mckinley mengalahkan Bryan.

1898 : Paus Leo XIII mengatakan hal ini tentang bunga pinjaman,

“Di satu sisi ada sekelompok orang yang memegang kekuasaan karena mereka
memiliki kekayaan besar, yang mengendalikan semua pekerja dan perdagangan,
yang memanipulasi untuk kepentingan pribadi semua suplai uang, yang bahkan
lebih berpengaruh daripada pemerintah sendiri, di sisi yang lain ada
sekelompok besar lainnya yang tidak berdaya dan hidup menderita. Bunga
pinjaman (riba), yang sudah berkali-kali dilarang oleh Gereja, masih
dipraktekkan hari ini walaupun dengan bentuk yang berbeda, supaya sekelompok
kecil orang kaya bisa mendapatkan keuntungan dari orang miskin yang hidup
hanya sedikit lebih baik dibanding seorang budak.”

1907 : Di awal tahun 1900-an, para bankir mulai tidak sabar untuk mendirikan
sebuah bank sentral pribadi di Amerika. Rothschild, Jacob Schiff, dalam
sebuah pidatonya kepada Departemen Perdagangan New York, berkata, atau lebih
tepatnya, mengancam:

“Kecuali kami mendapatkan hak pendirian Bank Sentral dengan kendali kredit
yang kuat, bila tidak negara ini akan menjalani penderitaan dan kepanikan
finansial terbesar dalam sejarahnya.”

Agen dari Rothschild, J.P. Morgan yang akan melaksanakan misi ini. Bapak
dari J.P. Morgan, Julius Morgan, adalah agen finansial Amerika untuk
Inggris, dan setelah kematiannya, J.P. Morgan mulai bermitra dengan Edward
Grenville, mantan Direktur Bank of England.

Inilah tahun saat para bankir mulai melancarkan serangan. J.P. Morgan dan
beberapa temannya memprakarsai kejatuhan bursa saham. Mereka mengetahui ada
banyak bank-bank kecil yang meminjamkan terlalu banyak, sebagian bahkan cuma
memiliki cadangan 1% berkat sistem penipuan fractional reserve banking.
Dalam beberapa hari, orang-orang yang antri menarik simpanan mereka dari
bank menjadi pemandangan biasa.

Morgan kemudian maju ke publik dan mengumumkan bahwa dia akan menalangi
bank-bank ini. Namun apa yang tidak dia katakan adalah uang untuk
melakukannya adalah datang dengan cara mencetak uang baru. Ajaibnya,
Konggres mengizinkannya! Morgan mencetak $200.000.000 uang kertas nyaris
tanpa modal, yang tidak dibacking oleh emas sama sekali, yang bisa digunakan
orang-orang untuk membeli barang-barang dan jasa, dan sebagian masuk ke bank
cabangnya untuk dipinjamkan ke orang lain dengan mengenakan bunga!

Hasilnya, masyarakat umum mulai kembali percaya kepada uang kertas. Tapi
yang terpenting adalah mulai saat itu kekuasaan perbankan mulai
terkonsolidasi ke tangan sekelompok kecil bank skala besar.

1908 : Dengan berakhirnya kepanikan finansial, J.P. Morgan dipuji sebagai
pahlawan oleh Presiden Woodrow Wilson, yang dengan sombongnya berkata,

“Semua kekacauan akan bisa dihindari bila kita mengangkat 6 atau 7 orang
seperti J.P. Morgan sebagai komite untuk mengatasi masalah keuangan negara
kita. Roosevelt juga menandatangani peraturan pembentukan “Komisi Moneter
Nasional”, yang bertujuan mempelajari masalah perbankan dan memberikan
rekomendasi kepada Konggres. Tak perlu ditanya, anggota komisi ini dipenuhi
oleh J.P. Morgan dan kroni-kroninya.

Ketua komisi ini adalah Senator Nelson Aldrich dari Rhode Island, salah satu
keluarga bankir terkaya di Amerika. Putrinya kemudian menikah dengan John D.
Rockefeller Jr., yang kemudian melahirkan 5 anak laki-laki (termasuk Nelson
Rockefeller yang menjadi Wakil Presiden tahun 1974 dan David Rockefeller
yang menjadi Ketua Council of Foreign Relations)

Senator Aldrich kemudian menghabiskan waktu 2 tahun untuk belajar ke Eropa,
yang mana dia berkonsultasi dengan Bank Sentral Inggris, Perancis, dan
Jerman, atau lebih tepatnya berkonsultasi kepada Rothschild, Rothschild, dan
Rothschild.

1910 : Senator Aldrich kembali ke Amerika. Tak lama kemudian dia mengadakan
sebuah pertemuan rahasia dengan beberapa keluarga terkaya di Amerika ke
Pulau Jekyll, dekat Georgia.

Di grup ini, hadir juga Paul Warburg, yang digaji $500.000 pertahun oleh
perusahaan milik Rothschild : Kuhn, Loeb & Company. Uang ini akan digunakan
untuk melobi Konggres untuk mendirikan sebuah bank sentral di Amerika. Hadir
juga di pertemuan itu Jacob Schiff.

Rothschild, Warburg, dan Schiff, yang keturunannya sudah saling dikawinkan
pada dasarnya telah menjadi keluarga yang sama.

Pertemuan itu sedemikian rahasia sehingga pada saat itu hanya nama depan
yang boleh digunakan para partisipan untuk mencegah para pelayan mengetahui
identitas mereka. Belasan tahun kemudian, salah seorang partisipan, Frank
Vanderlip, Presiden dari National Citibank dan representatif dari keluarga
Rockefeller, mengkonfirmasi pertemuan itu. Dia berkata,

“Pertemuan itu harus dirahasiakan, karena bila diketahui orang-orang bahwa
kami berkumpul dan merancang sebuah Undang-Undang perbankan, maka
Undang-Undang itu dipastikan tidak akan diluluskan oleh Konggres.”

Pada masa itu masalah dari bankir elit tersebut adalah ada terlalu banyak
bank di Amerika (mendekati 20.000). Pada tahun 1913 hanya 29% bank yang
merupakan bank Nasional dan total deposit yang mereka kumpulkan hanya 57%
dari pangsa pasar.

Seperti yang dikatakan oleh John Rockefeller, “Kompetisi itu Dosa!”

Senator Aldrich bertahun-tahun kemudian mengakui di sebuah majalah, “Sebelum
Undang-Undang ini disahkan, para Bankir New York cuma bisa mendominasi di
kota New York. Sekarang kami mendominasi cadangan uang di seluruh Amerika.”

Jadi salah satu tujuan dari para konspirator itu adalah mengontrol bank-bank
kecil menengah. Hal kedua yang perlu diketahui adalah saat itu perekonomian
sedemikian kuat sehingga kebanyakan ekspansi korporasi dibiayai oleh
keuntungan usaha mereka, bukan lewat pinjaman bank. Sepuluh tahun pertama di
abad itu, 70% sumber pendanaan korporat datang dari keuntungan usaha mereka.
Dan para bankir tidak suka dengan hal itu.

Setelah pertemuan selama 9 hari di Pulau Jekyll, akhirnya mereka berhasil
merancang sebuah paket Undang-Undang yang mereka sebut “Aldrich Bill”.
Mereka segera mengumpulkan 5 juta dolar untuk mendirikan sebuah yayasan
pendidikan dan membiayai para professor Universitas untuk mendukung
Undang-Undang itu.

Bank Sentral baru ini pada dasarnya sama saja dengan Bank of the United
States, yang akan mendapatkan hak monopoli atas mata uang Amerika dan bisa
menciptakan kredit tanpa modal. Dan untuk memberikan kesan ke publik bahwa
dia seolah-olah dikendalikan oleh pemerintah, para Dewan Gubernur di Bank
Sentral akan ditunjuk oleh Presiden dan disetujui oleh Senat.

Hal ini tidak masalah buat para bankir karena mereka tahu mereka selalu bisa
membeli suara para politisi, hanya orang-orang yang mereka inginkan yang
akan duduk di Dewan Gubernur.

1913 : Calon partai Demokrat Woodrow Wilson yang dibiayai besar-besaran oleh
para bankir memenangkan pemilu. Saat kebanyakan anggota Senat lainnya sedang
libur untuk merayakan hari Natal, pada tanggal 22 Desember Senat Amerika
menyetujui pendirian Federal Reserve, Bank Sentral Amerika.

Menarik untuk diketahui beberapa minggu sebelumnya, Konggres menyetujui
sebuah Undang-Undang untuk mengenakan pajak penghasilan kepada rakyat
Amerika. Undang-Undang ini dilobi oleh Senator Aldrich, yang kemudian
dikenal sebagai Amandeman ke-16. Undang-Undang ini sangat penting, karena
pada dasarnya sistem Federal Reserve akan membawa Amerika ke jurang hutang
pemerintahan Federal yang tak terbatas.

Satu-satunya jaminan bahwa bunga dari pinjaman bisa dilunasi adalah dengan
mengenakan pajak kepada rakyat , seperti yang sudah mereka lakukan di Bank
of England.

Berikut adalah pemegang saham dari Federal Reserve:

• Rothschild Bank of London

• Rothschild Bank of Berlin

• Warburg Bank of Hamburg

• Warburg Bank of Amsterdam

• Lehman Brothers of New York

• Lazard Brothers of Paris

• Kuhn Loeb Bank of New York

• Israel Moses Seif Banks of Italy

• Goldman, Sachs of New York

• Chase Manhattan Bank of New York

Perlu Anda ketahui juga Presidan cuma menunjuk 2 dari 7 Dewan Gubernur
Federal Reserve. Masa jabatan Presiden cuma 4 tahun, tetapi masa jabatan
Dewan Gubernur adalah 14 tahun! Memang perlu juga Senat untuk menyetujui
penunjukan ini, tetapi seperti yang selalu kita lihat, suara mereka selalu
bisa dibeli karena bankirlah yang membiayai kampanye mereka.

Berikut empat tahap bagaiman Federal Reserve menciptakan uang tanpa modal:

1. Federal Open Market Committee menyetujui pembelian surat hutang
pemerintah Amerika.

2. Surat hutang itu dibeli Federal Reserve.

3. Federal Reserve akan membayar surat hutang ini dengan kredit elektronik
ke rekening bank pemerintah.

4. Bank menggunakan deposit ini sebagai cadangan uang. Mereka kemudian bisa
meminjamkan uang tersebut sampai sebesar 10 kali lipat deposit tersebut,
semuanya dengan bunga.

Sebagai contoh, Federal Reserve membeli surat hutang sebesar 1 juta dolar.
Uang ini pada akhirnya bisa menjadi 10 juta dolar di rekening bank. Jadi 10%
dari uang-uang baru ini datang dari Federal Reserve, dan 90% lainnya
diciptakan oleh bank.

Untuk mengurangi jumlah uang beredar, proses ini dibalik. Federal Reserve
akan menjual surat hutang yang mereka pegang ke publik dan uang kemudian
mengalir keluar dari rekening si pembeli. Pinjaman dari bank akan dikurangi
sebesar 10 kali lipat dari jumlah uang tersebut. Jadi bila Federal Reserve
menjual 1 juta dolar surat hutang, pada akhirnya akan ada pengurangan 10
juta dolar uang beredar di masyarakat.

Sebenarnya apa manfaat sistem ini bagi para bankir? (yang sebelumnya
berkumpul di Pulau Jeckyll)

1. Ini mencegah usaha reformasi perbankan di masa mendatang, Federal Reserve
akan menjadi satu-satunya produsen uang di Amerika.

2. Ini mencegah sistem uang tanpa hutang oleh pemerintah, seperti Greenbacks
yang diterbitkan Lincoln.

3. Ini mendelegasikan kepada para bank hak untuk menciptakan 90% suplai uang
berkat system fractional reserve banking, yang mana semua uang itu bisa
dipinjamkan dengan mengenakan bunga.

4. Ini menciptakan kontrol suplai uang dan keuntungan pribadi di tangan
mereka.

5. Ini menciptakan bank sentral pribadi yang bebas dari campur tangan
politik.

1914 : Permulaan perang dunia I. Rothschild Jerman meminjamkan uang kepada
Jerman, Rothschild Inggris meminjamkan kepada Inggris, dan Rothschild
Perancis meminjamkan uang kepada Perancis.

Satu tahun sejak diluluskannya Undang-Undang Federal Reserve, salah satu
Representatif Chales Lindbergh Sr., mengatakan bahwa Federal Reserve
menciptakan “siklus bisnis” dan memanipulasinya untuk keuntungan pribadi.
Dia berkata,

“Untuk menciptakan harga tinggi, Federal Reserve hanya perlu untuk
menurunkan suku bunga…, menciptakan ekspansi kredit dan kenaikan harga
saham, kemudian saat para pedagang dan pengusaha mulai terbiasa dengan
keadaan ini… mereka akan menaikkan suku bunga dan mulai menuai rezeki.”

Mereka bisa menyebabkan pendulum naik dan turun dengan lambat dan teratur
dengan merubah suku bunga secara perlahan, ataupun menciptakan kekacauan dan
fluktuasi besar dengan merubah suku bunga dalam rentang yang lebih lebar.
Apupun pilihan mereka, mereka selalu memiliki informasi dalam yang bisa
mereka gunakan untuk kepentingan pribadi mereka. Ini adalah keuntungan
paling kuat, paling berbahaya yang pernah diberikan kepada sekelompok pihak
swasta oleh Pemerintah.

Sistem ini benar-benar privat, dirancang dengan tujuan satu-satunya adalah
memberikan keuntungan maksimal dengan menggunakan uang orang lain. Mereka
selalu tahu terlebih dahulu kapan akan terjadi kepanikan. Mereka juga selalu
tahu kapan harus mengakhiri kepanikan. Inflasi dan deflasi sama
menguntungkannya bagi mereka yang bisa mengendalikan keuangan.

1915 : J.P. Morgan menjadi agen penjualan “Dewan Material Perang” bagi
Inggris dan Perancis yang sedang berperang, dan menjadi konsumen terbesar di
planet ini, menghabiskan 10 juta dolar per hari. Selain dia, Presiden
Woodrow Wilson juga menunjuk Bernard Baruch menjadi kepala “Dewan Industri
Perang.”

Menurut sejarahwan James Perloff, Bernard Baruch dan keluarga Rockefeller
mendapatkan keuntungan sekitar 200 juta dolar pada masa Perang Dunia I.

Kebanyakan orang percaya untuk menjaga efektifitas suplai uang, uang harus
dibacking oleh benda berharga seperti emas. Namun, siapa yang akan
mengontrol emas? Wakil partai Republik, Charles Lindbergh berkata,

“Federal Reserve sudah mendominasi kepemilikan emas dan sertifikat emas.”

1916 : Presiden Wilson mulai menyadari tingkat kerusakan yang dia lakukan
kepada Amerika dengan menciptakan Federal Reserve. Dia berkata,

“Kita telah menjadi salah satu pemerintahan terburuk yang ada dalam
peradaban, bukan lagi pemerintahan yang memilik kebebasan berpendapat, bukan
lagi pemerintahan yang dijalankan oleh mayoritas suara, tetapi sebuah
pemerintahan yang didominasi oleh sekelompok kecil orang. Sebagian
orang-orang besar di Amerika, di dunia perdagangan dan manufaktur, sedang
takut akan sesuatu. Mereka tahu ada sebuah kekuatan yang begitu
terorganisir, begitu tak terlihat, begitu rumit, yang mana mereka sebaiknya
tidak bicara terlalu keras kalau ingin mengutukinya.”

1917 : Jacob Schiff menghabiskan 20 juta dolar untuk membiayai Revolusi
Rusia. Keluarga bankir ini masih belum memaafkan Tsar Rusia karena dua dosa
besar yang dia lakukan, tidak mengizinkan pendirian bank sentral di Rusia
dan dukungan Tsar kepada Lincoln saat perang sipil.

Secara umum orang mempercayai bahwa Komunisme adalah kebalikan dari
Kapitalisme, jadi mengapa para kapitalis mendukungnya? (Revolusi Rusia)
Menurut Gary Allen, seorang peneliti,

“Kalau Anda mengerti bahwa sosialisme bukanlah program bagi-bagi kekayaan,
melainkan sebuah metode untuk mengkonsolidasikan kekayaan, maka paradox
mengapa orang-orang super kaya mempromosikan sosialisme tidak lagi sebuah
paradox. Sebaliknya itu benar-benar masuk akal. Komunisme, atau lebih
tepatnya sosialisme, bukanlah pergerakan yang dimulai oleh kalangan kelas
bawah, melainkan oleh kaum elit ekonomi.”

1919 : Bulan Januari Konferensi Perdamaian Paris dimulai paska Perang Dunia
I. Para bankir menempatkan Pemerintahan Dunia (World Government) sebagai
agenda utama mereka. Paul Warburg dan Bernard Baruch menghadiri bersama
Presiden Wilson. Sayangnya, dunia belum siap dengan gagasan penghilangan
batas negara, jadi rencana mereka untuk sementara gagal.

Rencana Pemerintahan Dunia ini disebut dengan Liga Bangsa-Bangsa. Walaupun
ada negara yang menerimanya, Konggres Amerika menolaknya. Tanpa dukungan dan
persetujuan dari Departemen Keuangan, para bankir gagal mendirikan Liga
Bangsa-Bangsa.

1920 : Warren Harding terpilih sebagai Presiden Amerika. Ini adalah awal
dari dekade “roaring twenties,” (masa booming bursa saham). Walaupun
terpuruk dalam hutang akibat Perang Dunia I dan mengumpulkan hutang 10 kali
lebih banyak dibandingkan saat perang sipil, perekonomian Amerika tumbuh
dengan pesat. Selain itu, emas mengalir masuk selama perang dan berlanjut
selama 1920-an.

Alasan pertumbuhan ini adalah Presiden Harding mengurangi pajak domestik,
dan meningkatkan tarif import ke tingkat sangat tinggi.

1921 : Penemu bola lampu, Thomas Alfa Edison, mengkritik Federal Reserve
dalam sebuah artikel di harian New York Times pada 6 Desember,

“Bila sebuah negara bisa menerbitkan surat hutang, maka dia juga bisa
menerbitkan mata uang. Elemen yang membuat sebuah surat hutang baik, juga
akan membuat mata uangnya baik… Benar-benar gila mengatakan sebuah negara
bisa menerbitkan 30 juta dolar surat hutang tetapi tidak boleh menerbitkan
30 juta dolar mata uang. Dua-duanya adalah janji untuk membayar, tetapi yang
satu menguntungkan si pemberi riba, satunya lagi menguntungkan rakyat
banyak.”

1922 : Kutipan Presiden Theodore Roosevelt yang meninggal tahun 1919 muncul
di harian New York Times tanggal 27 Maret,

“Para bankir Internasional dan Standard Oil Rockefeller mengendalikan
mayoritas surat kabar dan mereka mengusir para pegawai yang menolak
bersekongkol untuk menutupi korupsi dan kekuatan tak terlihat mereka di
pemerintahan.”

Menurut Walikota New York, John Hylan,

“Penguasa sebenarnya dari Republik ini adalah Standard Oil Rockefeller
bersama sekelompok kecil bankir internasional. Kelompok ini menjalankan
pemerintahan Amerika demi kepentingan pribadi mereka. Mereka mengontrol
kedua belah partai politik, menulis platform politik, dan menentukan siapa
yang akan menjadi pemimpin… Mereka mengontrol mayoritas surat kabar dan
majalah di negeri ini.”

1923 : Presiden Warren Harding mati secara misterius. Penyebabnya mungkin
keracunan maupun stroke, tetapi jenasahnya tidak pernah diotopsi. Wapres
Calvin Coolidge menggantikannya dan melanjutkan kebijakan penurunan pajak
dan peningkatan tarif import.

Kebijakan mereka berhasil mengurangi beban hutang pemerintah Federal selama
Perang Dunia I sebesar 38% menjadi tinggal 16 milyar dolar. Sejak saat itu
Federal Reserve mulai membanjiri perekonomian dengan kredit murah, suplai
uang tumbuh 62%.

1924 : Menjelang kematiannya, Woodrow Wilson berkata, “Saya secara tak
sengaja telah menghancurkan negaraku.”

1927 : Bulan Juli, Gubernur Bank of England Montagu Norman, Benjamin Strong
dari Federal Reserve, dan Dr. Hjalmar Scharcht dari Reichsbank (Jerman)
mengadakan pertemuan. Montagu Norman ingin agar emas Inggris yang mengalir
ke Amerika selama Perang Dunia I dikembalikan ke Inggris.

1929 : Bulan April, Paul Warburg mengirimkan peringatan ke kroni-kroninya
bahwa depresi sudah direncanakan pada akhir tahun ini. Para pemain raksasa
Wall Street seperti John D. Rockefeller, J.P. Morgan, Joseph Kennedy,
Bernard Baruch, dll keluar sama sekali dari bursa saham dan menyimpan uang
mereka dalam bentuk uang tunai maupun emas.

Bulan Agustus, Federal Reserve mulai memperketat suplai uang. Pada 24
Oktober bankir besar New York memanggil kembali piutang 24 jam mereka.
Artinya broker saham dan pelanggan mereka harus menjual saham mereka untuk
menutupi hutang mereka, tak peduli berapun harga saham saat itu.

Bursa saham crash pada hari itu (The Black Thursday).

Federal Reserve mengklaim mereka akan melindungi negara dari depresi dan
inflasi, namun mereka terus mengurangi suplai uang. Antara 1929 sampai 1933,
mereka mengurangi suplai uang sebesar 33%.

Dalam beberapa minggu sejak crash, 3 milyar dolar kekayaan menguap. Dalam
waktu satu tahun, 40 milyar dolar menghilang. Tentu saja, uang ini tidak
benar-benar hilang, dia cuma berpindah tangan ke sekelompok kecil orang,
seperti yang sudah mereka rencanakan. Sebagai contoh Joseph Kennedy (Bapak
dari John F. Kennedy), pada tahun 1929 kekayaannya adalah 4 juta dolar. Pada
tahun 1935, kekayaannya sudah mencapai lebih dari 100 juta dolar.

Para bankir dan kroni-kroninya yang sebelumnya sudah membeli emas sebelum
crash mengirimkan emas tersebut ke London. Artinya uang kerugian dari
kebanyakan rakyat Amerika tidak menghilang, uang tersebut cuma berpindah
tangan.

Uang tersebut kemudian digunakan di negara lainnya, terutama lebih dari 30
milyar dolar untuk membangun kembali Jerman atas kehancuran yang terjadi
pada masa Perang Dunia I dan untuk mempersiapkan Perang Dunia II. Menurut
Louis McFadden, Ketua dari House Banking & Currency Committee antara tahun
1920 – 1931,

“Pasca Perang Dunia I, Jerman jatuh ke tangan Bankir Internasional. Bankir
tersebut membeli dan mengontrol industri, tanah, hasil produksi, dan
fasilitas publik lainnya. Mereka juga membiayai Adolf Hitler untuk mengancam
pemerintahan Bruening yang mulai membangkang.”

1930 : Charles Dawes (agen dari Rothschild dan Wakil Presiden pada masa
kepresidenan Calvin Coolidge antara 1925-1929), Owen Young (agen Rothschild,
pendiri RCA dan Komisar General Electric antara 1922-1939), dan Hjalmar
Schacht (Presiden Reichsbank) mendirikan Bank for International Settlements
(BIS).

BIS adalah “bank sentralnya bank sentral.” IMF dan World Bank bertransaksi
dengan pemerintah, sedangkan BIS hanya bertransaksi dengan bank sentral.
Semua pertemuan dilakukan secara tertutup dan melibatkan bank sentral utama
dari seluruh dunia. Misalnya mantan Gubernur Federal Reserve, Alan
Greenspan, akan pergi ke kantor pusat BIS di Basel, Swiss, 10 kali per tahun
untuk menyelenggarakan pertemuan pribadi.

BIS memiliki kekuasaan besar dan kebal dari kendali pemerintah. Kekebalan
mereka antara lain:

1. Kekebalan diplomatik bagi anggota dan barang yang mereka bawa.

2. Tidak ada pajak kepada mereka, termasuk gaji.

3. Penjagaan selevel kedutaan bagi gedung dan kantor BIS di seluruh dunia,
termasuk Cina dan Meksiko.

4. Tidak diperkenankan untuk diselidiki oleh pemerintah.

5. Bebas dari semua restriksi imigrasi.

6. Bebas untuk menyimpan semua jenis komunikasi.

7. Bebas dari semua yurisdikasi legal, mereka bahkan memiliki pasukan
kepolisian sendiri.

Dewan Gubernur BIS, hanya lima yang dipilih, sisanya adalah anggota
permanen, yaitu:

• Nout H E M Wellink, Amsterdam (Chairman of the Board of Directors)

• Hans Tietmeyer, Frankfurt am Main (Vice-Chairman)

• Axel Weber, Frankfurt am Main

• Vincenzo Desario, Rome

• Antonio Fazio, Rome

• David Dodge, Ottawa

• Toshihiko Fukui, Tokyo

• Timothy F Geithner, New York

• Alan Greenspan, Washington

• Lord George, London

• Hervé Hannoun, Paris

• Christian Noyer, Paris

• Lars Heikensten, Stockholm

• Mervyn King, London

• Guy Quaden, Brussels

• Jean-Pierre Roth, Zürich

• Alfons Vicomte Verplaetse, Brussels

Profesor dari Georgetown dan sejarahwan, Carrol Quigley, dalam buku yang dia
tulis pada tahun 1975, Tragedy And Hope, mengatakan,

“Kekuatan dari kapitalisme finansial memiliki sebuah rencana yang lebih
jauh, yaitu menciptakan sebuah sistem finansial dunia yang dikendalikan oleh
tangan swasta yang mana orang-orang ini juga dapat mendominasi sistem
politik dan ekonomi dari setiap negara secara keseluruhan. Sistem ini akan
dikendalikan dengan model feodal oleh bank sentral di seluruh dunia yang
menjalankan rencana ini secara bersama-sama.”

Puncak dari sistem ini adalah Bank for International Settlement di Basel,
Swiss (tuan rumah konggres pertama Zionist Dunia, dipimpin oleh Theodor
Herzl tahun 1897), sebuah bank swasta yang dimiliki dan dikendalikan oleh
para bank sentral yang juga adalah perusahaan swasta.

“Setiap bank sentral… berencana untuk mendominasi pemerintahannya lewat
kemampuannya untuk mengendalikan pinjaman, memanipulasi nilai tukar,
mempengaruhi tingkat aktivitas perekonomian, dan mempengaruhi para politisi
kooperatif dengan memberikan imbalan ekonomi di dunia bisnis.”

Sebagian Senator yang dipimpin Henry Cabot Lodge berjuang untuk menghalangi
Amerika terlibat di Bank Sentral Dunia ini. Pada akhirnya Federal Reserve
tetap mengirimkan anggotanya dalam pertemuan di Swiss, sampai tahun 1994
baru Amerika secara resmi menjadi anggotanya.

1932 : Louis McFadden mengatakan,

“Di negara ini kita memiliki sebuah institusi paling korup yang pernah ada
di dunia. Yang saya maksudkan adalah Federal Reserve... Institusi iblis ini
telah memiskinkan rakyat Amerika dan membangkrutkan pemerintah. “

1933 : Presiden Franklin D. Roosevelt memerintahkan penyitaan emas rakyat
Amerika, kecuali untuk koin emas koleksi. Rakyat diberikan pilihan,
menyerahkan koin emas mereka, dengan dibayar harga resmi $20,66 per ounce,
atau membayar denda $10.000 dan dipenjara 10 tahun.

Kebijakan penyitaan ini sedemikian tidak popular, dan penggagasnya bahkan
tidak pernah diumumkan. Tak seorangpun anggota Konggres yang mengaku
menulisnya. Roosevelt pun membantah dia yang menulisnya. Sekretaris Keuangan
William Woodin, mengklaim tidak pernah menggagas kebijakan ini, dan hanya
berkata, “Itu adalah apa yang diinginkan para pakar.”

1934 : Pada 20 Juni, mantan Perdana Menteri Inggris David Lloyd berkata
“Inggris adalah budak dari kekuatan finansial internasional.”

1935 : Harga ofisial emas dinaikkan menjadi $35 per ounce. Namun mulai
sekarang hanya pemerintahan luar negeri yang boleh menukarkan dolar dengan
emas. Dari mana harga emas ditentukan di dunia? Sejak 1919, tempatnya adalah
di kantor bank N.M. Rothschild & Sons di London, pada jam 11 pagi setiap
hari.

Warburg dan kawan-kawannya, yang membeli emas di harga $20,66 sebelum bursa
saham crash, sekarang mengirimkan emas kembali ke Amerika dengan harga $35.
Para pedagang uang memiliki sebuah pepatah emas,

“Siapa yang memiliki emas, dialah yang membuat aturan.”

Presiden Roosevelt memerintahkan pendirian sebuah gedung untuk penyimpanan
emas hasil sitaan pemerintah, tempatnya disebut dengan Fort Knox.

1936 : Tanggal 3 Oktober, Louis McFadden mati diracun. Ini adalah percobaan
pembunuhan ketiga kepadanya. Dua kali sebelumnya adalah racun dan tembakan,
namun gagal membunuhnya.

1938 : Sejak Federal Reserve mengontrol ekonomi Amerika sejak 25 tahun lalu,
dengan dalih menciptakan kestabilan moneter, mereka sudah menyebabkan tiga
siklus kejatuhan ekonomi termasuk masa Depresi Besar (the Great Depression).
Ekonom pemenang hadiah Nobel Milton Friedman berkata,

“Persediaan uang, harga barang dan hasil produksi menjadi lebih tidak stabil
sejak Federal Reserve didirikan. Masa-masa paling sulit tentu saja, adalah
1920-21, 1929-33, dan 1937-38. Tidak ada 20 tahun lainnya di sejarah Amerika
yang terdapat 3 petaka ekonomi sebesar ini. Tidak ada depresi yang pernah
terjadi di negara manapun yang tidak diikuti oleh pengurangan suplai uang,
dan tidak ada pengurangan suplai uang yang tidak diikuti oleh depresi.”

1941 : Sir Josiah Stamp, Direktur Bank of England tahun 1928-1941,
mengatakan hal tersebut tentang perbankan,

“Sistem perbankan modern menciptakan uang tanpa modal. Proses ini
kemungkinan adalah ciptaan paling luar biasa yang pernah ditemukan.
Perbankan dilahirkan dalam ketidaksetaraan dan dosa. Bankir memiliki dunia.
Anda bisa mengambil apapun dari mereka, tetapi biarkan hak untuk menciptakan
uang di tangan mereka, maka dengan sebatang pena mereka akan menciptakan
cukup uang untuk membeli semuanya kembali… Ambillah kekuasaan besar ini dari
tangan mereka maka semua kekayaan besar seperti yang saya miliki akan
lenyap, dan akan ada sebuah dunia yang lebih baik untuk hidup. Tetapi bila
Anda ingin terus menjadi budak dari bank dan membayar harga dari perbudakan,
biarkanlah para bankir terus menciptakan uang dan mengontrol kredit.”

1944 : Pendapatan Amerika saat ini sebesar 183 milyar dolar, namun 103
milyar dolar dibelanjakan untuk Perang Dunia II. Angka ini adalah 30 kali
lipat belanja saat Perang Dunia I. Pembayar pajak Amerika bahkan menanggung
55% dari total belanja sekutunya dalam perang.

Di Bretton Woods, New Hampshire, International Monetary Fund (IMF) dan
International Bank for Reconstruction and Development (IBRD) (yang kemudian
berganti nama menjadi World Bank tahun 1975) didirikan. Amerika
berpartisipasi penuh di dalamnya.

Arsitek dari sistem Bretton Woods, dan juga IMF, adalah Harry Dexter White
dan John Maynard Keynes. Harry yang meninggal kemudian tahun 1946,
terindentifikasi sebagai seorang mata-mata Rusia dengan nama samaran
“Jurist” pada tanggal 16 Oktober 1950 di memo FBI. Sedangkan John Maynard
Keynes sendiri adalah seorang warga Negara Inggris.

Apa yang dirancang kedua orang ini pada dasarnya adalah sama dengan National
Banking Act tahun 1864 dan Federal Reserve Act tahun 1913, cuma sekarang
dilakukan pada skala yang lebih besar. Mereka menciptakan sebuah kartel
perbankan yang berisi para bank sentral dunia (yang dikuasai oleh swasta),
yang secara perlahan mendikte kebijakan kredit dari negara-negara
anggotanya.

Bila Federal Reserve menciptakan mata uang Federal Reserve Notes, IMF
menciptakan mata uang dunia yang mereka sebut Special Drawing Rights
(SDR). Negara-negara
anggotanya secara perlahan dipaksa menerima mata uang mereka untuk
dikonversikan ke SDR.

IMF dikontrol oleh Dewan Gubernur, yang merupakan kepala dari bank sentral
ataupun kepala dari departemen keuangan yang didominasi oleh bank sentral.
Kekuatan suara di IMF pada dasarnya ada di tangan Federal Reserve (Amerika)
dan Bank of England (Inggris).

1945 : “Liga Bangsa-Bangsa”, yang sekarang disebut sebagai “Perserikatan
Bangsa-Bangsa” (United Nations) didirikan. Perang Dunia II berhasil
memberikan kelelahan fisik, emosional, dan mental kepada berbagai negara
paska perang. Cetak biru untuk menciptakan Pemerintahan Dunia seperti yang
diinginkan bankir mulai terbentuk.

1946: Bank of England dinasionalisasikan. Kelihatannya memang merupakan
langkah raksasa, tetapi kenyataannya sama sekali tidak berbeda dengan
sebelumnya. Pemerintah memang menguasai saham dari Bank of England, tetapi
mereka tidak mempunyai uang untuk membayar sahamnya. Jadi para pemegang
saham tidak mendapatkan uang dari pemerintah Inggris, dan sebagai gantinya
mereka mendapatkan surat hutang dari pemerintah. Keuntungan dari operasional
bank ini akan digunakan untuk membayar bunga dari surat hutang ini.

Jadi, walaupun Bank of England sekarang dimiliki pemerintah, kenyataannya
suplai uang Inggris masih ada di kendali pihak swasta, 97% dalam bentuk
pinjaman yang dibebani bunga, yang diciptakan bank komersial swasta.

Hasilnya, bank ini masih dikendalikan dan dijalankan oleh orang-orang dunia
perbankan komersial. Anggota dari Dewan Direktur, yang membuat dan
menjalankan kebijakan, semuanya berasal dari dunia perbankan, asuransi,
ekonom, dan korporat besar.

Walaupun Bank of England disebut sebagai Bank Sentral, dia pada dasarnya
adalah badan yang meregulasi dan mendukung sistem yang sudah ada.
Kadang-kadang mereka disebut sebagai “pemberi pinjaman terakhir” (lender of
the last resort), yang mana salah satu tugasnya adalah memberikan dukungan
dana bila ada bank atau institusi finansial yang berada dalam kesulitan dan
dana mereka dirush.

1950 : Semua negara yang terlibat dalam Perang Dunia II melipatgandakan
hutang mereka. Antara 1940 dan 1950, hutang pemerintahan federal Amerika
naik dari 43 milyar dolar menjadi 257 milyar (naik 598%). Hutang Jepang naik
1348%, hutang Perancis naik 583%, dan hutang Kanada naik 417%.

James Paul Warburg di depan Senat tanggal 7 Febuari mengatakan “Kita akan
memiliki Pemerintahan Dunia, tidak masalah Anda suka atau tidak.
Satu-satunya pertanyaan adalah apakah Pemerintahan Dunia ini akan dicapai
lewat penaklukkan atau persetujuan.”

Ini adalah saat para bankir membuat perencanaan pemerintahan global berisi
tiga langkah untuk melakukan sentralisasi sistem ekonomi di seluruh dunia.
Ketiga langkah ini adalah:

1. Bank Sentral mendominasi ekonomi setiap negara di seluruh dunia.

2. Sentralisasi ekonomi regional seperti Perserikatan Eropa (European Union)
dan persekutuan dagang Amerika Utara (NAFTA).

3. Sentralisasi ekonomi dunia melalui Bank Sentral Dunia, sebuah mata uang
dunia, dan mengakhiri kemerdekaan nasional lewat penghilangan semua tarif
semacam GATT.

1953 : Presiden Eisenhower memerintahkan audit atas Fort Knox. Fort Knox
memiliki lebih dari 700 juta ounce emas, 70% cadangan emas dunia. Walaupun
menurut hukum federal setiap tahun harus diadakan audit terhadap Fort Knox,
tetapi itu adalah terakhir kalinya Fort Knox diaudit.

1963 : Presiden John F. Kennedy menandatangani Executive Order No. 11110
yang mengembalikan kekuasaan mencetak uang kepada pemerintah, tanpa melalui
Federal Reserve. Order ini memberikan hak kepada Departemen Keuangan untuk
menerbitkan sertifikat perak atas semua koin perak, ataupun dolar perak yang
ada di Departemen Keuangan. Artinya untuk setiap ounce perak yang dimiliki
pemerintah Amerika, pemerintah bisa menerbitkan mata uang baru tanpa beban
hutang untuk diedarkan.

22 November 1963 Kennedy mati ditembak.

1969 : Konggres menyetujui hukum yang mengizinkan Federal Reserve menerima
SDR dari IMF sebagai cadangan uang Amerika dan boleh menerbitkan Federal
Reserve Note untuk ditukarkan dengan SDR.

1971 : Semua emas murni secara diam-diam dipindahkan dari Fort Knox, dijual
kepada bankir internasional dengan harga $35 per ounce, dipercaya emas ini
disimpan di London. Presiden Nixon mencabut standar emas dolar Amerika
(dolar tidak lagi dibacking oleh emas) dan membatalkan peraturan anti
kepemilikan emas dari era Roosevelt. Jadi mulai sekarang rakyat Amerika
boleh memiliki emas kembali. Hasilnya harga emas meroket. Dalam waktu 9
tahun, sampai 1980, emas naik menjadi $880 per ounce, 25 kali lipat harga
jual Fort Knox kepada para bankir internasional.

1974 : Sebuah penerbit New York mengklaim keluarga Rockefeller memanipulasi
Federal Reserve agar menjual emas Fort Knox dengan harga murah kepada
spekulator Eropa. 3 hari setelah berita ini diterbitkan, sang pembocor
informasi, sekretaris dari Nelson Rockefeller, Louise Auchincloss Boyer,
secara misterius mati karena jatuh dari jendela apartemennya dari lantai 10
di New York.

1975 : Edith Roosevelt, cucu dari Theodore Roosevelt mempertanyakan mengapa
pemerintah tidak melakukan apapun untuk mengklarifikasi masalah kehilangan
emas di Fort Knox. Pemerintahan Amerika bersikukuh tidak akan melakukan
audit emas yang masih ada di Fort Knox.

1981 : Presiden Ronald Reagan mulai menjabat, teman-teman konservatifnya
menyarankan untuk kembali ke sistem moneter standar emas, untuk
mengendalikan belanja pemerintah. Reagan menunjuk sebuah grup yang dia sebut
“Gold Comission” untuk melakukan studi terhadap masalah ini dan melaporkan
kembali kepada Konggres.

1982 : “Gold Comission” melaporkan hal sebagai berikut,

“Departemen Keuangan Amerika tidak memiliki emas lagi. Semua emas di Fort
Knox dimiliki oleh Federal Reserve, sebuah kelompok bankir swasta, sebagai
jaminan atas hutang Nasional Amerika.

1983 : Pemerintah Ekuador, supaya bisa mendapatkan pinjaman 1,5 milyar dolar
dari IMF, mereka harus menalangi pinjaman swasta yang berhutang kepada
bank-bank swasta. Untuk memastikan Ekuador memiliki kemampuan untuk membayar
kembali, IMF mendikte kebijakan untuk menaikkan harga listrik dan utilitas
lainnya. Saat tindakan itu juga tidak menyelesaikan masalah, IMF menyuruh
Ekuador memecat 120.000 tenaga kerja di instansi tersebut.

Ekuador dipaksa melakukan hal-hal berikut oleh IMF, menaikkan harga gas
sebesar 80% sebelum November 2000, menjual kepemilikan sistem pengairan
mereka ke operator luar negeri, membe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar