Rabu, 20 Juli 2011

contoh PENDAHULUAN


BAB I
PENDAHULUAN


Pengertian Manajemen Keuangan

Manajemen Keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang semurah-murahnya dan menggunakannya se-efektif, se-efisien, seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba. Aktivitas itu meliputi :

1. AKTIVITAS PEMBIAYAAN ( FinancingActivity )

Aktivitas pembiayaan ialah kegiatan pemilik dan manajemen perusahaan untuk mencari sumber modal ( sumber eksternal dan internal ) untuk membiayai kegiatan bisnis.

A.Sumber eksternal

1. .Modal Pemilik atau modal sendiri (Owner Capital atau Owner Equity). Atau modal saham (Capital Stock ) yang terdiri dari : Saham Istimewa (Preferred Stock) dan Saham Biasa (Common Stock).
2. Utang (Debt), Utang Jangka Pendek (Short-term Debt) dan Utang Jangka Panjang (Long-term Debt).
3. Lain-lain, misalnya hibah.

B. Sumber Internal :

1. Laba Ditahan (Retained Earning)
2. Penyusutan, amortisasi, dan Deplesi ( Depreciation, Amortization, dan Deplention)
3. Lain-lain, misalnya penjualan harta tetap yang tidak produktif.


2. Aktiva Investasi (Investment activity)

aktivitas investasi adalah kegiatan penggunaan dana berdasarkan pemikiran hasil yang sebesar-besarnya dan resiko yang sekecil-kecilnya. Aktivitas itu meliputi :
1. Modal Kerja (working Capital) atau harta lancar (Current Assets)
2. Harta Keuangan (Finaceal assets) yang terdiri : investasi pada saham (stock) dan Obligasi (Bond)
3. Harta Tetap (real Assets) yang terdiri dari : Tanah,gedung, Peralatan.
4. Harta Tidak Berwujud (intangible assets) terdiri dari : Hak Paten, Hak Pengelolaan Hutan, Hak Pengelolaan Tambang, Goodwill.

3. Aktivitas Bisnis (Business Activity)

Aktivitas bisnis adalah kegiatan untuk mencari laba melalui efektivitas penjualan barang atau jasa efisiensi biaya yang akan mengahsilkan laba. Aktivitas itu dapat dilihat dari laporan Laba-Rugi, yang terdiri dari unsur :
1. Pendapatan (sales atau Revenue)
2. Beban ( Expenses)
3. Laba-Rugi ( Profit-Loss)



4. Tanggung Jawab Manager Keuangan

Aktivitas perusahaan ditinjau dari sudut manajemen keuangan menjadi tugas manajer keuangan. Tugasnya antara lain adalah sebagai berikut :

1. Perolehan dana dengan biaya murah.
2. Penggunaan dana efektif dan efisien
3. analisis laporan keuangan
4. analisis lingkungan Internal dan eksternal yang berhubungan dengan keputusan rutin dan khusus.

Berdasarkan tugas tersebut, manajemen keuangan memiliki tujuan antara lain adalah ;
1. Memaksimalkan nilai perusahaan
2. Membina relasi dengan pasar modal dan pasar uang.
























5. Sifat Dasar Perusahaan

Tujuan perusahaan adalah mencari laba dan mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam kegiatannya mencari laba,pemilik memberi wewenang kepada manajemen untuk melaksanakannya. Dalam usahanya memperoleh laba manajemen harus berprilaku:
1. Memaksimumkan nilai perusahaan, artinya manajemen harus mengahasilkan laba lebih besar dari biaya modal yang digunakannya.
2. Tanggung jawab sosial, artinya dalam mencari laba, manajemen tidak boleh merusak lingkungan alam,sosial, dan budaya.
3. Etika, artinya manajemen dalam mengusahakan laba harus tunduk pada norma-norma sosial di lingkungan mereka bekerja dan tidak boleh menipu masyarakat konsumen.

6. Memaksimumkan Nilai Perusahaan

Nilai ialah sesuatu yang dijunjung tinggi dan dihormati. Dalam perusahaan hal itu diwujudkan dalam perhitungan laba oprasional bersih atau net operating profit after tax yang lazim disebut NOPAT. Perusahaan dapat dikatakan memiliki nilai maksimum jika NOPAT lebih besar dari pada biaya modal yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut. Misalnya perusahaan memiliki modal Rp 1000, biaya modal yang diperhitungkan 10% per tahun, Laba oprasi Rp150. pajak 20%. Nilai Perusahaan sebesar :

[Laba Operasi (1 – Pajak ) – ( Biaya Modal X Modal)]
Biaya Modal

[Rp 150 ( 1 – 0,20) – (0,10 X Rp 1000)] = Rp 1200
0,10

Berdasarakan perlindungan diatas, perusahaan memiliki tambahan nilai modalnya ( atau nilai invetasinya) Rp 1000, sedangkan nilai perusahaan berdasarkan kapitalisasi laba oprasi bersih Rp 1200. Manajemen harus berusaha agar nilai perusahaan semaksimum mungkin, artinya ia harus mampu memperoleh laba operasi sebesar-besarnya dengan modal yang digunakan sekecil mungkin.

7. Perkembangan Peranan Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan memiliki peran dalam kehidupan perusahaan ditentukan oleh perkembangan ekonomi kapitalisme. Pada awal lahirnya kapitalisme sebagai system ekonomi pada abad 18, manajemen keuangan hanya membahas topic rugi-laba. Selanjutnya berturut-turut ia memiliki peranan antara lain sebagai berikut :
1. Tahun 1900 awal : Penerbit surat berharga
2. Tahun 1930 – 1940 : kebangkrutan, reorganisasi
3. Tahun 1940 – 1950 : anggaran & internal audit
4. Tahun 1950 – 1970 : eksternal perusahaan
5. Tahun 1970 – 1980 : inflasi
6. Tahun 1980 – 1990 : krisis ekonomi keuangan
7. Tahun 1990 – sekarang : globalisasi

Perkembangan manajemen keuangan sangat dipengaruhi oleh berbagai factor antara lain kebijakan moneter, kebijakan pajak, kondisi ekonomi, kondisi social, dan kondisi politik. Kebijakan moneter berhubungan dengan tingkat suku bunga dan inflasi. Khususnya inflasi mempunyai dampak langsung terhadap manajemen keuangan antara lain masalah :
1. Masalah akuntasi
2. Kesulitan perencanan
3. Permintaan terhadap modal
4. Suku bunga
5. Harga obligasi menurun

Kondisi ekonomi juga mempunyai dampak lansung terhadap manajemen keuangan antar alin masalah :
1. Persaingan internasional
2. Keuangan internasional
3. Kurs pertukaran yang berfluktuasi
4. Marger, pengambilalihan, dan restrukturisasi
5. Inovasi keuangan dan rekayasa keuangan


8. Pihak-Pihak yang Memerlukan Laporan Keuangan

Dalam dunia bisnis, ada beberapa pihak yag memerlukan laporan keuangan, yaitu pihak internal perusahaan dan pihak eksternal perusahaan. Pihak internal perusahaan adalah para manajer pada semua tingkat. Lapotran keuangan itu dijadikan alat untuk mengambil keputusan rutin dan keputusan khusus. Keputusan rutin meliputin keputusan0keputusan yang berhubungan dengan kegiatan oprasi dan keputusan kusus meliputi keputusan-keputusan yang berhubungan dengan investasi jangka panjang, misalnya mendirikan pabrik baru, memproduksi produk baru, mendirikan anak perusahaan, riset pemsaran, dan sebagainya.

Pihak eksternal yang membutuhkan laporan keuangan antara lain adalah pemegang saham, kantor pajak, pasar modal, lembaga keuangan, serikat buruh, dan sebagainya. Mereka mempunyai kepentingan yang berbeda-beda dalam menggunakan informasi laporan keuangan. Pemegang saham untuk menilai investasi; kantor pajak untuk menentukan besarnya pajak penghasilan; pasar modal untuk memperkirakan harga saham; serikat buruh untuk memperkirakan bonus yang akan diterimanya. Pihak-pihak yang memerlukan laporan keuangan disajikan dalam gambar 2.1


























Soal 1.1 : mulia indah

a. jika anda sebagai manejer keuangan, apa yang anda yg lakukan utk memaksimumkan nilai perusahaan?
b. menurut pendapat anda, mana yg lebih penting: megelola aktivitas investasi / megelola aktivitas bisnis /
c. mengelola aktivitas pembiayaan?
d. mengapa dewasa ini para manajer keuangan sulit untuk mengelola keuangan perusahaan?
e. ika suatu perusahaan memiliki total harga Rp 1500 dibiayai dengan modal sendiri Rp 500 & sisanya dengan modal pinjaman dgn bunga per tahun 20 % , pajak perseroan 50 %, biaya modal sendiri diperhitungkan 24 %, laba operasi sebesar Rp 200 per tahun. Apakah manajemen perusahaan tersebut profesional atau tidak?







BAB II
NILAI UANG TERKAIT DENGAN WAKTU
(Time Value Of Money)

1. Pengertian

Dunia bisnis adalah aktivitas uang sebagai. Kapital akhir periode (K2) harus lebih besar dari pada kapital awal periode (K1), itu artinya bisnis memperoleh laba, atau dapat dikatakan bahwa K1 adalah nilai uang sekarang (present value) & K2 adalah nilai uang di masa mendatang (future value).

Jembatan yg menghubungkan K1 & K2 adalah tingkat bunga. Dengan demikian, time value of money berhubungan erat dengan perhitungan bunga, hasil investasi di masa mendatang, & nilai tunai hasil investasi. Ia menjadi alat penting dalam berbagai keputusan keuangan terutama dalam menilai :
1. arus kas, pertumbuhan, & nilai perusahaan
2. nilai akan datang (future value)
3. periode ganda ( multiple periode)


2. Nilai Uang Masa Mendatang

Nilai uang di masa mendatang (future value) ditentukan oleh tingkat suku bunga tertentu yang berlaku di pasar keuangan. Misalnya suku bunga di pasar keuangan adalah 10% per tahun. Nilai uang masa mendatang dapat dihitung sbb pada table 2.1


Table 2.1
Perhitungan nilai uang masa mendatang berdasarkan
Tingkat bunga 10% per tahun
(Perhitungan dalam Rupiah)

Tahun
(1)
Jumlah nilai tunai
Pada awal tahun
(2)
Bunga yang diperoleh
(1) x (0.10)
(3)
Jumlah nilai masa mendatang pada akhir tahun
(1) x (1+ 0,10)
FVr,n
1
2
3
4
5
1.000,00
1.100,00
1.210,00
1.331,00
1.464,00
100,00
110,00
121,00
133,10
146,41
1.100,00
1.210,00
1.331,00
1.464,10
1.610,51

Keterangan : FV = Future Value (nilai masa mendatang); r = Tigkat bunga; n = tahun(periode waktu)






Table 2.2
Faktor Bunga untuk Nilai Masa Mendatang
Periode
(n)
FVIFr,n = (1 + r )n
0 %
5 %
10 %
15 %
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
1.0500
1.1025
1.1576
1.2155
1.2763
1.3401
1.4071
1.4775
1.5513
1.6289
1.1000
1.2100
1.3310
1.4641
1.6105
1.7716
1.9487
2.1436
2.3579
2.5937
1.1500
1.3225
1.5209
1.7490
1.0114
2.3131
2.6600
3.0590
3.5179
4.0456

Keterangan : FV = Future Value (nilai masa mendatang); r = Tigkat bunga; n = tahun(periode waktu)

Tingkat Bunga 5%
Rp 1 pada awal tahun akan menjadi Rp 1,0500 pada akhir tahun ke 1 dan menjadi Rp 1,6289 pada akhir tahun ke 10

Tingkat Bunga 10%
Rp 1 pada awal tahun akan menjadi Rp 1,1000 pada akhir tahun ke 1 dan menjadi Rp 2,5937 pada akhir tahun ke 10
Tingkat Bunga 15%
Rp 1 pada awal tahun akan menjadi Rp 1,1500 pada akhir tahun ke 1 dan menjadi Rp 4,0456 pada akhir tahun ke 10

Makin tinggi tingkat bunga, makin tinggi nilai uang dimasa mendatang. Oleh sebab itu, kaum pemilik uang (kaum Kapitalis) pola pikir dan perilakunya bertumpu pada tingkat suku bunga. Jika tingkat bunga tinggi, ia akan membungakan uangnya atau mendepositokan uangnya, dan jika suku bunga rendah, ia akan meminjam uang untuk aktivitas bisnis.


3. Nilai Sekarang (Present Value)

Nilai sekarang ialah nilai saat ini pada proyeksi uang kas masuk bersih (net cash flow) di masa mendatang. Uang kas masuk bersih di masa mendatang adalah proyeksi hasil investasi. Rumusnya yaitu :
1. Laba bersih ( Earning After Tax) + (Penyusutan Aktiva Tetap) + [Bunga X (1-Tax)] atau disingkat EAT + Depreciation + Interest(1-T)
2. Laba Oprasi (Earning before Interest & Tax Atau EBIT) X (1-Tax) + Penyusutan aktiva Tetap, atau disingkat EBIT (1-T) + Depreciation.
3. Laba sebelum penyusutan,Bunga, dan pajak (atau Earning before depreciation, Interest, and Tax atau EBIT atau EBITDA) X (1-Tax) + ( Tax X Depreciation) atau disingkat EBIT atau EBITDA (1-T) + T(Dep.)1

Suatu investasi dapat diterima hanya jika investasi itu menghasilkan paling tidak sama dengan tingkat hasil investasi di pasar (atau Rm) yang jharus lebih besar dari pada tingkat bunga deposito (tingkat hasil tanpa resiko (atau Rf). Misalnya tingkat hasil pasar 20 %, itu lazim disebut “ Tingkat Diskonto” artinya alat untuk mengitung nilai tunai dari suatu hasil investasi di masa mendatang.

Misal, investasi pada awal tahun Rp 1000, pada akhir tahun nilainya harus sebesar Rp 1200 pada tingkat diskonto 20%. Inilah yang disebut nilai masa mendatang (future Value). Sebaliknya, jika di masa mendatang akan menerima Rp 1200 pada tingkat diskonto 20% maka nilai sekarangnya adalah sebesar Rp 1000.
Table 2.3
Nilai sekarang dari factor bunga

PVIFr,n = 1 = {(1 / 1 + r)}n
(1 + r)n


Periode
(n)
Rate
0%
5%
10%
15%
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
0,9524
0,9070
0,8638
0,8227
0,7835
0,7462
0,7107
0,6768
0,6446
0,6139
0,9091
0,8264
0,7513
0,6830
0,6209
0,5645
0,5132
0,4665
0,4241
0,3855
0,8696
0,7561
0,6575
0,5718
0,4972
0,4323
0,3759
0,3269
0,2843
0,2472

Keterangan tabel 2.3
1) PVIF = Present Value of Interest Factor (Nilai Sekarang dari Faktor Bunga)
2) Nilai uang masa mendatang (akhir tahun ke 1) = Rp 1, nilai tunainya pada awal tahun ke 1 = Rp 0,9524, sedangkan nilai uang masa mendatang (akhir tahun ke 10) = Rp 1, nilai tunainya saat ini pada awal tahun ke 1 = Rp 0,6139, pada tingkat suku bunga 5% per tahun.
3) Nilai uang masa mendatang (akhir tahun ke 1) = Rp 1, nilai tunainya pada awal tahun ke 1 = Rp 0,9091, sedangkan nilai uang masa mendatang (akhir tahun ke 10) = Rp 1, nilai tunainya saat ini pada awal tahun ke 1 = Rp 0,3855, pada tingkat suku bunga 10% per tahun.
4) Nilai uang masa mendatang (akhir tahun ke1) = Rp 1, nilai tunainya pada awal tahun ke 1 = Rp 0,8696, sedangkan nilai uang masa mendatang (akhir tahun ke 10) = Rp 1, nilai tunainya saat ini pada awal tahun ke 1 =Rp 0,2472, pada tingkat suku bunga 15% per tahun.
5) Makin tinggi tingkat suku bunga, makin kecil nilai uang sekarang pada rencana penerimaan uang di masa depan.


4. ANUITAS

Anuitas adalah serangkaian pembayaran atau penerimaan uang dalam jumlah yang sama besarnya sepanjang periode tertentu. Pembayaran atau penerimaan dapat terjadi pada awal tahun atau pada akhir tahun.


4.1 Nilai yang Akan Datang dari Suatu Anuitas

Nilai yang Akan Datang dari Anuitas Biasa (Pembayaran atau penerimaan dilakukan pada akhir tahun).
Tabel 2.4
Nilai yang akan datang anuitas biasa, @ 10%

Terima/Bayar Anuitas Nilai
Tahun (Rp) @ 10% (Rp)
Awal tahun
Akhir tahun 1 1.000 a(1+r)2 = 1.000(1+0,10)n-1 1.210
Akhir tahun 2 1.000 a(1+r)1 = 1.000(1+0,10)n-2 1.100
Akhir tahun 3 1.000 a(1+r)0 = 1.000(1+0,10)n-3 1.000
Nilai yang Akan Datang Anuitas @ 10% atas Rp 1.000 3.310

4.2 Nilai yang Akan Datang dari Jatuh Tempo Anuitas
Pembayaran atau penerimaan dilakukan pada awal tahun (Annuity Due)

Tabel 2.5
Nilai yang akan datang anuitas jatuh tempo, @ 10%

Terima/Bayar Anuitas Nilai
Tahun (Rp) @ 10% (Rp)
Awal tahun 1.000 a(1+r)3 = 1.000(1+0,10)n 1.331
Akhir tahun 1 1.000 a(1+r)2 = 1.000(1+0,10)n-1 1.210
Akhir tahun 2 1.000 a(1+r)1 = 1.000(1+0,10)n-2 1.100
Akhir tahun 3
Nilai yang Akan Datang Anuitas @ 10% atas Rp 1.000 3.641

4.3 Nilai Sekarang dari Suatu Anuitas

Nilai Sekarang Anuitas Biasa @ 10%

Tabel 2.6
Nilai sekarang anuitas biasa, @ 10%

Terima/Bayar Anuitas Nilai
Tahun (Rp) @ 10% (Rp)
Awal tahun 0
Akhir tahun 1 1.000 a[1/(1+r)]1 909,09
Akhir tahun 2 1.000 a[1/(1+r)]2 826,45
Akhir tahun 3 1.000 a[1/(1+r)]3 751,31
Nilai Sekarang Anuitas @ 10% 2.486,85


Tabel 2.7
Nilai sekarang anuitas jatuh tempo, @ 10%

Terima/Bayar Anuitas Nilai
Tahun (Rp) @ 10% (Rp)
Awal tahun 1.000 a 1.000,00
Akhir tahun 1 1.000 a[1/(1+r)]1 909,09
Akhir tahun 2 1.000 a[1/(1+r)]2 826,45
Akhir tahun 3
Nilai Sekarang Anuitas @ 10% 2.735,54


5.Arus Kas Masuk yangTidak Sama Jumlahnya

Pada umumnya arus kas suatu investasi tidak sama jumlah di masa mendatang. Hal itu disebabkan karena pengaruh pendapatan, beban, penyusutan, pajak, inflasi, dsb. Nilai tunai arus kas masuk yang tidak sama jumlah dapat disajikan berikut ini.

Tabel 2.8
Nilai Tunai Arus Kas Masuk yang Tidak Sama Besar, @10%
Periode
Arus Kas Masuk
(Rp)
PVIF 10 % n
Nilai Tunai Setiap
Arus Kas Masuk (Rp)
1
2
3
4
5
6
7

100
200
300
500
400
600
200
0,9091
0,8264
0,7513
0,6830
0,6209
0,5645
0,5132
90,91
165,28
225,39
341,50
248,36
338,70
102,64
1.512,72

Tabel 9
Skedul Amortisasi Pinjaman (Rp. 100 @ 12%) 3 Tahun
Diamortisasi secara Tahunan
(Perhitungan Dalam Rupiah )

Tahun



(1)
Pembayaran
(2)
Bunga
(0,12) x (4)]
(3)
Pembayaran
Pokok Pinjaman
(1) – (2)]
(4)
Sisa Saldo pada Akhir Tahun
0
1
2
3

-
41,64
41,64
41,64
124,92
-
12,00
8,45
4,47
24,90
-
29,64
33,19
37,17
100,00
100,00
70,36
37,17
= 0

Tabel 2.10
Amortisasi Bulanan Pinjaman Rumah ( Rp 100 @ 12%)
Selama 3 Tahun (360 Bulan)
(Perhitungan Dalam Rupiah)

1Bulan
Pembayaran
Bunga
(0,01) x (4)]
Pembayaran
Pokok Pinjaman
Sisa Saldo
pada Akhir Tahun
0
1
2
3
4
0
1
2
3
-
-
-
359
360

-
1.028,61
1.028,61
1.028,61
-
-
-
1.028,61
1.028,61
370.299,60
-
1.000,00
999,71
999,42
-
-
-
-
10,81
270.299,60
-
28,61
28,90
29,19
-
-
-
-
1.018,43
100.000,00
-
100.000,00
99.971,39
99.924,49
99.913,30
-
-
-
1.028,43
0
Sumber: Weston dan Copeland (1995:70), Edisi Bahasa Indonesia
Keterangan: 0,01 atau 1% = (12% / 12), atau bunga bulanan
Tabel 2.11
Perhitungan Bunga Majemuk 10% per Tahun
Dengan Pemajemukan Setengah – Tahun
(Perhitungan Dalam Rupiah)

Periode
Periode Jumlah
Awal (Po)
(1+r)
Jumlah Akhir (FVr,n)
1
2
1.000,00
1.050,00
1,05
1,05
1.050,00
1.102,50

Sumber: Weston dan Copeland (1995:72), Edisi Bahasa Indonesia
Keterangan: 0,5 = (10% / 2); FV = Future Value (Nilai masa mendatang); n = waktu atau periode

Tabel 2.12
Pemajemukan Ganda (Multiple Compounding) Selama Satu Tahun

Keterangan
Tingkat Bunga
Nilai
Tahunan FVr,1
Setengah-tahunan
Kwartalan
Bulanan
Harian
Po(1+r)
Po[1+(r/2)]²
Po[1+(r/4)]
Po[1+(r/12)]
Po[1+(r/365)]
1.1200.(p=1)
1.1236.(p=2)
1.1255.(p=4)
1.1268.(p=12)
1.1275.(p=365)

Sumber: Weston dan Copeland (1995:73), Edisi Bahasa Indonesia
Keterangan: P = 2 artinya pangkat dua; Po artinya pengeluaran (investasi) pd awal tahun; r = suku bunga

Soal 2.1: PT ABC

Perusahaan memiliki tiga anak perusahaan, masing-masing memiliki masalah dlm menentukan nilai uang terkait dg waktu. Data masing-masing anak perusahaan adalah sbb:

PT ABC-1
Perusahaan memiliki dua jenis investasi yaitu proyek A senilai Rp 1.000 diperkirakan menghasilkan 8% per tahun, umur proyek 3 tahun. Proyek B investasi bernilai Rp 1.000, diperkirakan menghasilkan 1% untuk tahun pertama dan kedua, dan 22% untuk tahun ketiga. Saudara sbg ahli keuangan diminta menghitung:
1.Berapa rata-rata tingkat bunga selama tiga tahun kedua investasi tsb?
2.Investasi mana yg lebih menguntungkan?
3.Berapa return setiap proyek












BAB III
PENYUSUTAN DAN PAJAK


1. Peraturan Perpajakan

Negara memungut pajak untuk membiayai administrasi pemerintahnya. Makin besar biaya pemerintah, makin tinggi pajak yang dipungut, dan makin berat beban rakyat. Peraturan perpajakan Negara-negara di dunia berbeda-beda tergantung kebutuhan dana pemerintah. Dalam system ekoomi kapitalisme, pajak merupakan beban yang harus ditanggung rakyat dan perusahaan. Dalam kajian ini, yang dimaksud pajak adalah pajak penghasilan badan usaha atau pajak keuntungan perusahaan. Makin besar keuntungan, pada umumnya makin tinggi pajak yang dipunggut oleh pemerintah.

Karena laba adalah selisih positif dari total pendapatan dikurangin total beban (atau lazim disebut total biaya), maka perusahaan yang tidak jujur terhadap pajak, mereka akan merekayasa biaya tinggi agar beban pajaknya rendah. Namun, kantor pajak memiliki aturan –aturan tertentu dalam hal biaya-biaya yang dapat dibebankan kepada pendapatan, termasuk metode penyusutan harta tetap. Oleh sebab itu, neraca perusahaan yang diserahkan kepada kantor pajak diperlukan audit dari kantor Akuntan Publik tentang kebenaran teknik pembukuan yang berhubungan dengan harta,utang,modal,pendapatan,biaya, dan laba. Walaupun neraca suatu perusahaan sudah diaudit oleh kantor akuntan Publik, Akuntan pajak tetap memeriksanya kembali tentang kewajaran laporan keuangan tersebut.

2. Metode Penyusutan

Penyusutan,amortisasi, dan deplesi adalah beban laba perusahaan, artinya sebelum laba dikenakan pajak dikurangi dahulu beban penyusutan. Makin besar beban penyusutan, makin kecil pajak yang akan dibayar oleh perusahaan, dan makin kecil beban penyusutan makin besar beban pajak. Direktorat Jendral Pajak mempunyai hak menentukan model penyusutan yang harus digunakan oleh tiap-tiap jenis aktiva perusahaan. Berikut ini table 3.1 disajikan empat model penyusutan yang lazim digunakan oleh perusahaan.


Tabel 3.1

Perbandingan metode penyusutan harta Rp. 1.100, Selama 10 tahun,
Dengan nilai sisa Rp. 100

Tahun
Garis
Lurus
Jumlah Angka Tahun
Unit Produksia
Saldo Menurun
(15%)
1
Rp 100
Rp 182
200
Rp 165
2
100
164
180
140
3
100
145
150
119
4
100
127
130
101
5
100
109
100
86
6
100
91
80
78
7
100
73
60
78
8
100
55
50
78
9
100
36
30
78
10
100
18
20
78
Total
Rp 1.000
Rp 1.000
Rp 1.000
Rp 1.000



Tabel 3.2

Metode Saldo Menurun 15 %



Tahun
(1)

Nilai buku
(2)
Penyusutan
15%
(3)
Akumulasi
Penyusutan
(4)
Metode
Garis lurus
(5)
Penyusutan
Disesuaikan
(6)
1
Rp 1.100
Rp 165
Rp 165


2
935
140
305


3
795
119
424


4
676
101
525


5
575
86
611
78b

6
489
73
684
78b
689
7
416
62
746
78
767
8
354
53
799
78
845
9
301
45
844
78
923
10
256
38
882
78
1,001

a. 1.100 – 100 – 525 = 475 / 6 = 79
b. 1.100 – 100 – 611 = 389 / 5 = 78

3. Dampak Penyusutan Terhadap Perhitungan Laba-Rugi

Dampak penyusutan pada tahun pertama terhadap perhitungan laba-rugi perusahaan dapat disajikan table 3.3. berikut ini.


Tabel 3.3
Pengaruh Penyusutan Tahun 1 terhadap Laba Bersih

Keterangan Garis Angka Unit Saldo
Lurus Tahun Produksi Menurun
Pendapatan 1.000 1.000 1.000 1.000
Biaya operasi tunai 600 600 600 600
EBDIT 400 400 400 400
Penyusutan 100 182 200 165
EBIT 300 218 200 235
Bunga 100 100 100 100
EBT 200 118 100 135
Pajak 20% 40 24 20 27
EAT 160 94 80 108
Keterangan 3.3 :
§ EBDIT = Earning Before Depreciation, Interest, and Tax; EBIT = Earning Before Interest and Tax; EBT = Earning After Tax atau Laba Bersih.
§ Jika perusahaan ingin membayar pajak rendah, ia harus menggunakan model penyusutan unit produksi; perusahaan hanya membayar pajak Rp 20. disamping itu, jika perusahaan ingin menghindari pajak, mreka harus menaikkan biaya operasi tunai.
§ Pada laba-rugi tahun ke 10, dampak beban penyusutan terhadap pajak dapat disajikan berikut ini, di mana beban penyusutan model unit produksi dan model angka menurun beban pajaknya besar.


Tabel 3.4
Pengaruh Penyusutan Tahun 10 terhadap Laba Bersih
Keterangan Garis Angka Unit Saldo
Lurus Tahun Produksi Menurun
Pendapatan 1.000 1.000 1.000 1.000
Biaya operasi tunai 600 600 600 600
EBDIT 400 400 400 400
Penyusutan 100 18 20 78
EBIT 300 382 380 322
Bunga 100 100 100 100
EBT 200 282 280 222
Pajak 20% 40 56 56 44
EAT 160 226 224 178

Tabel 3.3 menjelaskan bahwa makin besar beban penyusutan, makin kecil pajak yang dipungut oleh pemerintah. Atas dasar perhitungan diatas, yaitu pada tahun 1 di mana beban penyusutan besar, maka laba kena pajak kecil dan beban pajak kecil. Pada umumnya perusahaan membebankan penyusutan dalam jumlah besar pada perhitungan laba-rugi dengan tujuan supaya pajak yang dibayar kecil.

Pada table 3.4 di mana beban penyusutan pada tahun ke 10 kecil, maka laba kena pajak besar, dan pajaknya besar. Pada umumnya kaum kapitalis kurang berkenan untuk membayar pajak besar, karena hal itu akan menghambat perkembangan perusahaam. Di negara-negara maju, pada umumnya pajak penghasilan badan atau pajak peseroan kecil agar perusahaan dapat berkembang dengan baik. Jika pajak perseroan kecil, maka laba bersih besar, dan jika laba bersih besar dan deviden yang dibagikan kecil, maka laba ditahan besar, dan perusahaan dapat berkembang. Dengan berkmbangnya perusahaan, maka akan membuka kesempatan kerja dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Inilah tesis ekonomi kapitalis, di mana kemakmuran rakyat di tangan kaum kapitalis yang sangat berkaitan erat dengan system perpajakan, khususnya pajak keuntungan perusahaan atau lazim disebut pajak perseroan atau pajak penghasilan badan usaha.

Soal 3.1: PT ABD

Perusahaan memiliki harta Rp 700, disusut selama lima tahun dengan model jumlah angka tahun; nilai sisa diperhitungkan Rp 100 pada akhir tahun ke 5. Alternatif yang lain adalah bahwa harta itu dapat disusut dengan model garis lurus tanpa nilai sisa. Pajak perseroan 50%. Rencana pendapatan dan biaya operasi tunai selama lima tahun adalah sebagai berikut:

Tahun Pendapatan Biaya Operasi Tunai
1 600 300
2 700 350
3 800 400
4 900 450
5 950 500
Jika perusahaan ingin mendapatkan arus kas masuk yang besar pada akhir tahun 1 dan akhir tahun ke 5, model penyusutan mana yang harus digunakan, di mana arus kas masuk adalah laba bersih ditambah penyusutan.




BAB 4
PASAR MODAL

A. SISTEM KEUANGAN

Uang sebagai subyek dan sekaligus obyek itu dapat membentuk system yang disebut system keuangan, yaitu perpindahan dari pihak yang memiliki kelebihan uang ke pihak yang membutuhkan uang yang menciptakan harta keuangan dan kewajiban keuangan, atau dapat dikatakan perpindahan dana dari pihak yang memiliki surplus tabungan ke pihak yang mengalami defisit tabungan.

Pihak yang memiliki surplus tabungan menciptakan harta keuangan (financial assets) dan pihak yang mengalami defisit tabungan mencipta kewajiban keuangan (financial liability). Perpindahan uang itu dilakukan dalam suatu pasar yang disebut pasar keuangan dan pasar modal (pasar bursa).

Pasar Keuangan (Financial Markets)

Pasar keuangan adalah tempat transaksi keuangan yang menimbulkan harta keuangan dan kewajiban keuangan (financial intermediary).

B. PERANAN PEMERINTAH

Peranan pemerintah dalam sector keuangan terdiri dari kebijakan moneter (Bank Sentral) dan kebijakan fiskal (perpajakan). Kebijakan bank sentral menyangkut mengenai tingkat suku Bunga. Jika jumlah uang beredar dalam masyarakat banyak,maka bank sentral akan menaikkan suku bunga agar uang tersebut masuk ke dunia perbankan. Hal itu di lakukan untuk mengendalikan inflasi.

Di samping itu, pemerintah melaksanakan kebijakan fiskal, yaitu tingkat pajak yang di kenakan kepada perusahaan atau badan usaha. Jika negara membutuhkan uang untuk membiayai administrasi pemerintah, maka tingkat pajak tinggi. Dampaknya adalah rumah tangga keluarga dan rumah tangga perusahaan sisa pendapatan atau sisa laba kecil. Dengan sisa laba kecil, perusahaan tidak mampu mengadakan ekspansi dan kesempatan kerja sempit.

Jika persediaan uang di bank banyak, bank sentral akan menurunkan suku bunga, supaya para pengusaha meminjam uang untuk investasi. Makin rendah suku bunga makin tinggi investasi, makin luas kesempatan kerja, makin tinggi pendapatan masyarakat. Kesempatan kerja juga dapat di tentukan oleh tingkat pajak perseroan. Jika tingkat pajak rendah, maka laba perusahaan besar dan perusahaan dapat mengadakan ekspansi yang dapat membuka lapangan kerja baru dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Dengan Demikian, untuk menyediakan kesempatan kerja, pemerintah dapat memainkan instrumen bank sentral dan departemen keuangan, bank sentral mempunyai wewenang mengatur tingkat suku bunga, dan departemen keuangan mempunyai wewenang mengatur tingkat pajak.

Dalam pandangan ekonomi kapitalisme, makin rendah tingkat bunga dan makin rendah tingkat pajak, makin tinggi keuntungan perusahaan, makin luas ekspansi perusahaan,makin luas kesempatan kerja, dan makin tinggi pendapatan masyarakat.




C. JENIS – JENIS INSTRUMEN KEUANGAN


Klasifikasi dasar instrumen keuangan meliputi tiga kategori utama :
1. Mata Uang
2. Utang (obligasi)
3. Kepemilikan (saham)

D. LEMBAGA PASAR KEUANGAN

1. Pasar Pertama ( Pasar Perdana )

Pasra primer ( primary market ),dimana saham dan obligasi pertama kali di jual di pasar bursa.

2. Pasar Kedua

a. Pasar Sekunder (secondary market),dimana saham dan obligasi tersebut kemudian dipedagangkan seperti : komoditi di pasar, harganya tergantung permintaan dan penawaran.
b. Perdagangan saham di pasar sekunder ini merupakan “ judi “ Bagi kaum kapitalis untuk memperoleh keuntungan. Barang siapa yang tidak ahli “ bermain “ atau “ judi “ saham jangan melibatkan diri dalam jual-beli saham di pasar sekunder.
c. Pasar Ketiga
d. (1) Pasar Bebas Surat berharga (Over-the-Counter = OTC (2) Pasar Bebas (OTC) surat berharga adalah istilah yang digunakan untuk semua kegiatan penjualan dan pembelian Surat berharga yang tidak terjadi di bursa saham,dimana penjual dan pembeli langsung berhubungan, atau menggunakan mediator di luar pasar bursa.
1. Pasar Keempat
Pasar Keempat (fourth market) merupakan transfer langsung blok Saham antar lembaga – lembaga investasi tanpa melalui perantara.

3. Surat Utang Internasional

Pasar utang internasional terdiri dari tiga unsur utama :
(1) Obligasi luar negeri,yaitu surat utang yang di terbitkan di sebuah negara di luar negeri dan di beri nilai dalam mata uang negara tersebut,biasanya untuk investasi bagi pembelinya.
(2) Eurobond, yaitu surat utang jangka panjang yang di terbitkan oleh negara – negara Uni Eropa, biasanya untuk investasi bagi pembelinya.
(3) Surat Niaga Eropa (Euro – commercial paper), yaitu surat utang jangka pendek model yang di terbitkan oleh negara – negara uni eropa, biasanya untuk modal kerja untuk penerbitnya.

4. Keputusan Mendaftar Atau Tidak Mendaftar Saham

Perusahaan yang akan Go – Public harus mendaftarkan terlebih dahulu di pasar buras. Untuk mendaftarkan sahamnya, perusahaan harus memenuhi syarat – syarat bursa yang menyangkut besarnya perusahaan, lamanya bisnis yang telah dilakukan, catatan tentang laba, jumlah saham yang beredar dan nilai pasarnya.


5. Perdagangan Saham

Dalam dunia bisnis surat berharga lazim di kenal Perdagangan Marjin (marjin trading) dan penjualan cepat (Short Selling). Kedua jenis perdagangan tersebut melalui broker saham, dan mungkin pihak pedagang tidak memiliki saham, namun bisa pinjam saham dari broker.

Perdagangan Marjin (Margin Trading)
Membeli saham saat ini karena diperkirakan harganya akan naik dimasa mendatang . Misal tuan A ingin memberi saham 10 lembar,haraga per lembar Rp 1.000 Dalam waktu satu tahun harganya naik menjadi Rp 1.200 per lembar,komisi broker 5 %,maka laba tuan A:

Pembelian saham 10 saham x Rp 1000 = Rp 10000
Komisi broken 5% x Rp 10.000 = Rp 500
Jumlah Investasi = Rp 10.500
Penjualan saham 10 saham x Rp 1.200 = Rp 12.000
Komisi broken 5% x Rp 12.000 = Rp 600
Pendapatan = Rp 11.400
Pengeluaran Investasi = Rp 10.500
Retur on Investment atau ROI = Rp 900
Presentase ROI = ( Rp900/Rp 10.000)x100% = 8,57%

6. Penjualan Cepat (Short Selling)

Menujal saham saat ini karena diperkirakan harganya akan turun di masa mendatang. Misal tuan A ingin menjual saham 10 lembar, haraga per lembar Rp 1000. dalam waktu satu tahu harganya turun menjadi Rp 800 per lembar, komisi broken 5, maka laba Tuan A:

Pembelian saham 10 saham x Rp 1000 = Rp 10000
Komisi broken 5% x Rp 10.000 = Rp 500
Jumlah Penerimaan = Rp 9.500
Penjualan saham 10 saham x Rp 800 = Rp 8.000
Komisi broken 5% x Rp 800 = Rp 400
Jumlah Pengeluaran = Rp 8.400
Jumlah Penerimaan = Rp 9.500
Retur on Investment atau ROI = Rp 1.100
Presentase ROI = ( Rp1.100/Rp 9.500)x100% = 11,58%

7. Manfaat Pasar Bursa

1) Pasar burasa surat berharga dapat memperlancar proses investasi dengan biaya yang murah dan efisien.
2) Pasar bursa mampu menguji nilai dari surat berharga dengan mengadakan transaksi jual beli kontiniu.
3) Pasar Bursa dapat membantu mensatbilkan harga surat berharga.
4) Pasar bursa surat berharga membantu dan memperlancar proses penjualan saham baru.

8. Peranan Manager Keuangan

Suatau perusahaan siklus uangnya diatur oleh Manajer Keuangan. Ia melakukan pilihan-pilihan memperoleh dana ekstarn, dan mengendalikan dana yang diperoleh bagar penggunaannya efektif, melalui berbagai pasar keuangan untuk memenuhi kebutuhan modal perusahaan.

Pada gambar 4.1 menunjukan bahwa manajer keuangan menghubungkan pembiayaan perusahaan dengan sumber-sumber keuangan melalui pasar keuangan.


























10. Efisiensi pasar

Efisiensi dalam pasar saham menunjukan secra tidak langsung bahwa seluruh informasi relevan yang tersedia tentang suatu saham langsung tercermin dalam harganya.









BAB 5
HASIL DAN RISIKO

A. RISIKO BISNIS

Dalam dunia bisnis ada dalil klasik yakni menanggung risiko yang sekecil-kecilnya untuk memperoleh hasil sebesar-besarnya. Kenyataannya bagi kaum kapiltalis adalah : (1) enggan menananggung risiko atau berupaya memperkecil risiko. (2) mengharapkan hasil-hasil sebesar-besarnya. Dalil klasik itu tidak pernah terjadi, sebab resiko berhubungan dengan hasil; makin kecil resiko makin kecil hasil dan makin besar resiko makin besar hasil.
Kondisi eknomi merupakan factor utama yang menentukan hasil dan risiko investasi. Kondisi ekonomi resesi (buruk) pada umumnya semua investasi mendapatkan hasil negative; kondisi ekonomi normal mendapatkan hasil positif normal; kondisi eknonomi baik mendapatkan hasil sangat positif. Untuk mengukur hasil dan risiko pada umumnya digunakan konsep probabilitas. Distribusi probabilitas menunjukkan probabilitas terjadinya masing-masing hasil yang mungkin tercapai, dengan mengasumsikan bahwa kita melakukan investasi tertentu dalam kondisi ekonomi tertentu atau pada tempat dan waktu tertentu.

B. UKURAN HASIL DAN RISIKO

Ukuran hasil dapat dinyatakan dengan hasil yang diharapkan (expected return) dan hasil yang diperlukan (required return). Hasil yang diharapkan ialah rata-rata hasil atau lazim disebut hasil normal. Sedangkan hasil yang diperlukan ialah hasil yang disesuaikan dengan :
1) Tingkat hasil bebas risiko (suku bunga deposito Bank Sentral)
2) Premi risiko pasar (hasil pasar bursa dikurangi hasil bebas risiko)
3) Keefesiensi beta (covariasi hasil pasar dengan hasil investasi perusahaan tertentu dibagi varian hasil pasar)
Sedangkan ukuran risiko yang lazim dipakai adalah :
1) Deviasi standar atas hasil
2) Keefisiensi variasi
3) Koefisien beta

C. DEVIASI STANDAR

Risiko investasi pada umumnya diukur dengan deviasi stnadar dari hasil yang diharapkan. Teknik perhitungannya adalah :

1 komentar:

  1. Situs deposit via pulsa tanpa potongan slot online premium tergacor se-indonesia
    Link Login : www.36slot.com
    Link daftar: https://167.172.69.35/register?ref=OABAAAE0001

    BalasHapus